Kaltim Perlu 507 Nakes Lagi, Paling Banyak Petugas ICU, Mesti Berusia di Bawah 50 Tahun

- Sabtu, 23 Januari 2021 | 12:39 WIB
Ruang perawatan pasien Covid-19 di RS AW Sjahranie.
Ruang perawatan pasien Covid-19 di RS AW Sjahranie.

SAMARINDA–Masih tingginya kasus harian positif terinfeksi Covid-19 membuat kebutuhan tenaga kesehatan di Kaltim meningkat. Provinsi ini memerlukan sedikitnya 507 tenaga medis. Meliputi dokter spesialis, dokter umum, hingga perawat. Keperluan ini merata di seluruh rumah sakit di sepuluh kabupaten/kota di Kaltim.

"Sudah ada rumah sakit yang mengajukan tambahan tenaga kesehatan. Tidak hanya Balikpapan. Samarinda ada tiga (rumah sakit), Balikpapan ada tiga juga, Kukar juga. Hampir semua," kata Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padillah Rante Muna, Jumat (22/1). Dia melanjutkan, hingga kemarin ada 15 rumah sakit yang mengajukan penambahan tenaga kesehatan (nakes). Paling banyak adalah tenaga perawat di intensive care unit (ICU) Covid-19 sebanyak 201 orang.

Sementara dari seluruh rumah sakit di Kaltim, kebutuhan paling banyak tenaga kesehatan berasal dari Rumah Sakit Umum Daerah Aji Muhammad Parikesit (RSUD AM Parikesit) Kukar. Rumah sakit di Tenggarong, Kukar, itu memerlukan 160 tenaga kesehatan. Kebutuhan paling banyak adalah perawat isolasi. Rumah sakit ini membutuhkan 55 perawat isolasi, 43 perawat ICU, 18 perawat UGD, 40 perawat RS darurat, dan 4 dokter umum.

Adapun di posisi kedua, ada Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda yang membutuhkan 89 tenaga kesehatan. Mayoritas di rumah sakit ini yang dibutuhkan adalah perawat ICU, jumlahnya 70 orang. Rumah sakit ini juga membutuhkan 2 dokter spesialis paru, 2 spesialis jantung, 5 spesialis penyakit dalam, dan 10 dokter umum. Totalnya, kebutuhan tenaga kesehatan Kaltim adalah 8 dokter spesialis paru, 2 spesialis jantung, 4 spesialis anestesi, 8 spesialis penyakit dalam, 3 spesialis anak, 2 spesialis obgyn, dan 31 dokter umum.

Lalu untuk perawat, dibutuhkan 86 perawat umum, 89 perawat isolasi, 201 perawat ICU Covid, 18 perawat UGD, dan 40 perawat RS darurat. Kemudian, enam tenaga radiografer dan sembilan analis kesehatan juga masih diperlukan. "Itu kami ajukan ke pusat. Soalnya kita tidak ada tenaga di sini. Kalau ada tenaga di sini, kita enak saja. Tinggal di-setting pembagian. Pusat nanti bisa disetujui atau tidak. Ini kan edaran Kementerian Kesehatan ke seluruh Indonesia," papar Padillah.

Dilanjutkan mantan direktur Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam itu, angka 507 itu dari Kaltim saja. Belum termasuk dari daerah-daerah lain. "Tidak tahu pusat apakah akan kewalahan atau tidak. Kita dengar-dengar juga, kalau Jakarta saja kewalahan. Tapi karena edaran Kemenkes, ya, kita edarkan ke kabupaten/kota. Apakah nanti bisa terpenuhi atau tidak, belum tahu," kata dia. Padillah melanjutkan, opsi untuk melakukan rekrutmen sendiri juga cukup sulit. Sebab, tenaga kesehatan seperti dokter spesialis yang diinginkan juga minim. Apalagi syarat untuk menjadi tenaga kesehatan yang menangani Covid-19 tidak sekadar memiliki kemampuan ilmu kesehatan.

Tetapi juga ada syarat lain agar mereka bisa bekerja aman. Misalnya, syarat dokter tak boleh berusia di atas 50 tahun. Sementara, kebanyakan dokter spesialis di Kaltim usianya juga di atas 50 tahun. Belum lagi syarat tidak memiliki comorbid. "Karena, seumpama dokter yang kena juga kasihan. Maka keselamatan dokter yang menangani Covid-19 sangat penting. Apalagi mereka kontak terus dengan pasien Covid-19. Kalau orang biasa saja bisa tertular orang lain padahal kontak tidak intens, apalagi nakes yang berhadapan pasien langsung. Sementara pekerjaan ini begitu berisiko tinggi, stres dan kelelahan," jelas Padillah.

Sementara itu, penambahan tempat tidur untuk pasien menjadi pilihan utama di Kaltim untuk mengantisipasi lonjakan penyebaran Covid-19. Akan tetapi, opsi tersebut dinilai dapat menimbulkan masalah baru bagi rumah sakit rujukan pasien virus corona. Sebab, penambahan jumlah tempat tidur harus diimbangi dengan penambahan jumlah alat kesehatan (alkes) maupun tenaga kesehatan (nakes) yang akan menangani pasien tersebut.

Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Balikpapan dr Drajat Witjaksono, penanganan Covid-19 saat ini cukup dilematis. Khususnya di Balikpapan. “Ini memang serbasalah. Dari SE Menkes tanggal 11 Januari 2021, memang untuk Balikpapan (termasuk zona 3) ada perintah untuk menambah kapasitas ruang rawat inap untuk pasien Covid-19. Namun, bagaimana dengan kelengkapan alkes dan nakesnya?” katanya. Sehingga menurut dia, pemerintah daerah seharusnya turut membantu mencari solusi atas permasalahan yang akan ditimbulkan dari penambahan tempat tidur tersebut.

 Sebab, rumah sakit diinstruksikan untuk menambah tempat tidur. Yakni mengonversikan minimal 20 persen dari jumlah tempat tidur untuk ruang isolasi dan pada ruang ICU sebanyak 10 persen dari kapasitas tempat tidur. “Ini semua adalah pekerjaan rumah bagi pemkot dan pemprov. Khususnya untuk tenaga dokter,” lanjut dia.

Dokter spesialis kedokteran jiwa ini pun sependapat jika perlu membangun rumah sakit darurat di Balikpapan. Sebagai langkah antisipasi jika terjadi lonjakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

 “Tetapi harus juga dipikirkan masalah alkes dan nakes,” katanya. Sementara itu, terkait penambahan kasus Covid-19 kemarin, ada 580 kasus baru di Kaltim. Sehingga, jumlah positif aktif di Kaltim saat ini 6.226 orang. Adapun angka kematian sudah mencapai 921 orang. Sejak kasus pertama Covid-19 ditangani di Balikpapan pada Maret 2020 lalu, sudah ada lima nakes yang gugur menjalani tugasnya. Tak hanya itu, Diskes Balikpapan juga mencatat sudah ratusan nakes di Kota Minyak yang telah terpapar Covid-19 dalam kurun waktu 11 bulan ini.  (kip/nyc/dwi/riz/k16)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X