PROKAL.CO,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kalimantan Bagian Timur (Kalbagtim) masih bisa memenuhi target penerimaan tahun lalu. Industri kayu dan kelapa sawit menjadi penyelamat.
BALIKPAPAN - Kabid Kepabeanan dan Cukai DJBC Kalbagtim Dwi Agus Prasodjo mengatakan, selama satu tahun kemarin realisasi bea masuk, bea keluar, dan cukai sebesar Rp 554,30 miliar. “Target APBN tahun lalu sebesar Rp 513,81 miliar artinya realisasi kami lebih tinggi. Namun, jika dibanding tahun sebelumnya realisasi kami menurun 8,68 persen,” katanya melalui virtual, Kamis (21/1).
Secara rinci, penerimaan bea masuk sebesar Rp 490,64 miliar, bea keluar Rp 62,78 miliar, dan cukai Rp 860 juta. Sedangkan untuk pajak impor, pihaknya berhasil menyerap Rp 1,4 triliun. Agus tidak menampik bahwa pandemi Covid-19 turut menggerus penerimaan. Meski tumbuh, target tahun lalu sudah dua kali mengalami perubahan. “Jadi menyesuaikan kondisi,” sambungnya.
Capaian positif ini lebih bagus dari 2019, di mana target penerimaan pada tahun tersebut sebesar Rp 628 miliar, namun hanya terealisasi sebesar Rp 606,9 miliar. Dari semua penerimaan, hanya bea masuk yang tidak sesuai target. Direktorat Jenderal Bea Cukai hanya mendapat Rp 572,2 miliar dari target Rp 609,1 miliar atau sekitar 93,94 persen.
Dwi menjelaskan, penerimaan untuk bea keluar dan masuk masih didominasi dari pertambangan. Namun, ada komoditas yang menunjukkan tren positif. Seperti, CPO dan kayu veneer. “Kayu dulunya plywood, kini sudah bergeser ke veneer. Dua komoditas ini menunjukkan kinerja positif selama tahun lalu. Sedangkan untuk bea masuk didominasi spare part dan komponen untuk proyek migas,” bebernya.