BALIKPAPAN – Wabah pandemi Covid-19 belum pula usai sampai awal tahun ini. Membuat beberapa pihak kembali mengelus dada. Salah satunya di sektor pariwisata.
Namun Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Balikpapan terus menjalankan program Kementerian Pariwisata, yakni CHSE alias Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keselamatan) and Environmental Sustainability (pelestarian lingkungan).
Kepala Disporapar Balikpapan Doortje Marpaung mengatakan, pihaknya terus menyusun strategi ke depan. Yang mana terobosan-terobosan ini akan banyak menggunakan teknologi, misalnya event sport tourism, yang digelar virtual.
Dia menyebut, protokol kesehatan CHSE di lokasi wisata lebih ketat dengan 5 M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Mengacu pada kuantitas kunjungan wisatawan di tahun lalu, membuat pihaknya harus realistis. Kata dia, pada 2019, jumlah pengunjung di lokasi wisata Kota Minyak mencapai 2 juta orang.
Selanjutnya, mobilitas di tahun berikutnya, di mana pandemi mulai mewabah, membuat kunjungan tidak menyentuh angka 500 ribu orang. Walau begitu, pihaknya tetap menargetkan nilai pendapatan asli daerah (PAD). Yang mana akan dievaluasi sesuai situasi dan kondisi terbaru. Target tersebut, yakni 1 juta pengunjung di tahun ini, dengan target PAD Rp 4,6 miliar.
"Kalau kita berasumsi vaksin digencarkan, tahun ini mulai agak lega di semester kedua. Satu juta pengunjung sudah bagus. Kalau dulu wisatawan mancanegara dan nasional bisa 2-3 juta orang," tuturnya.
Berbicara pembatasan untuk objek wisata, Kabid Pariwisata Disporapar Balikpapan Irma Nurmayanti menambahkan, pembatasan yang kembali diberlakukan memang sangat berimbas pada pariwisata. Namun, pihaknya harus memprioritaskan kesehatan pengunjung.
“Pembatasan ini juga suatu langka yang tepat untuk kita menguatkan kembali fondasi. Dengan begitu, beroperasinya kembali objek wisata itu bisa dilakukan,” pungkasnya. (*/okt/rdh/k15)