Bambang Iswanto
Dosen Institut Agama Islam Negeri Samarinda.
BELUM hilang bencana non-alam pandemi Covid-19, Indonesia harus menghadapi datangnya bencana alam yang datang bertubi-tubi. Masih dalam suasana duka tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-812, negeri ini kembali menangis dengan musibah gempa di Sulawesi Barat. Tak lama berselang disusul banjir besar yang melanda sebagian besar Indonesia, serta tanah longsor di beberapa wilayah.
Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) menunjukkan, setidaknya ada 136 bencana menimpa Indonesia pada awal 2021. Bencana datang dari seluruh penjuru wilayah. Dataran rendah dilanda banjir, dataran tinggi terkena longsor.
Bagi orang yang beragama, musibah yang terjadi pasti karena kehendak Yang Kuasa. Tidak ada sangkut paut dengan ramalan-ramalan yang dinyatakan oleh beberapa orang yang dianggap bisa meramal. Tidak sedikit orang tergerus keimanannya karena meyakini bahwa ada hubungan antara musibah dan ramalan “orang-orang pintar”.
Sempat viral di jagat dunia maya, peramal sudah menyatakan akan ada datang musibah dalam waktu dekat. Dalam ramalannya, dia menyebut akan ada peristiwa jatuhnya pesawat dan ternyata atas takdir Allah memang terjadi.
Sang peramal tidak hanya meramal fenomena alam, tetapi ramalannya meluas ke wilayah politik. Dia meramal Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan lengser pada 2021. Dan celakanya banyak orang yang memercayai ramalan itu karena dianggap terbukti ramalan sebelumnya.
RAMALAN DAN PREDIKSI
Urusan membaca masa depan sesungguhnya bukan urusan terlarang. Bahkan, harus dilakukan oleh manusia untuk kepentingan kemaslahatan. Akal yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dipakai untuk mempelajari sains dan teknologi yang bisa membaca fenomena-fenomena masa depan. Itulah yang disebut dengan prediksi ilmiah. Membaca ayat-ayat Tuhan dan sunnatullah berdasarkan ilmu.
Manusia bisa memprediksi kapan terjadi peristiwa antariksa seperti melintasnya komet, tabrakan benda langit, kapan terjadi gerhana matahari total di puluhan tahun mendatang, dan seterusnya. Semua didasarkan ilmu. Bukan berdasarkan intuisi, bayangan, atau pengelihatan ke depan yang sering disampaikan peramal yang sedang viral.
Bagi orang beriman, percaya kepada takdir Allah tidak bisa ditawar karena sudah menjadi rukun iman. Ramalan yang menjadi kenyataan oleh peramal yang viral anggap saja sebuah kebetulan dari kemungkinan-kemungkinan yang dilontarkan.
Sebenarnya bukan hanya si peramal, siapa pun bisa mengatakan bahwa dalam cuaca ekstrem seperti sekarang ada kemungkinan kecelakaan pesawat. Sebab, dalam sebuah peristiwa akan selalu ada kemungkinan-kemungkinan.