SANGATTA–Permasalahan sampah dan tempat penampungan sementara (TPS) belum jelas ujungnya. Pemkab mulai memutar gagasan, membangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di belakang Pasar Induk Sangatta.
Plt Bupati Kutim Kasmidi Bulang mencari solusi konkret dengan membangun TPST sebagai tempat meleburkan sampah. Pasalnya, selama ini polemik tempat untuk pembuangan sampah sementara selalu terkendala. "Kami kesulitan mencari lokasi TPS, tapi ternyata ada yang lebih efisien untuk meleburkan sampah. Saya rasa itu malah yang pertama di luar Jawa, jadi sekitar dua pekan lalu saya dan Pak Wawan dari PT KPC ke Jawa untuk belajar itu," ungkapnya, (21/1).
Menurut dia, TPST akan dilengkapi dengan mesin pencacah sampah. Sehingga tidak terjadi penumpukan. "Itu yang diinginkan, karena selama ini sampah menjadi pembahasan masyarakat. Ke depan tidak akan ada lagi sampah menumpuk, dan mesti disortir, semuanya tinggal dilebur menjadi abu," jelasnya.
Mesin itu mampu meleburkan sampah sebanyak 50 ton per hari. Sehingga, tidak lagi menggunakan pola lama dengan melakukan penimbunan di TPA Batota yang diketahui telah overload.
"Sebelumnya ada percobaan alat serupa, tapi tidak berhasil karena tidak mampu menyelesaikan masalah sampah sekecamatan. Makanya diuji coba dulu yang sekarang," jelasnya. Menurut dia, Sangatta Utara merupakan pilot project. Jika dinyatakan efisiensi dengan anggaran yang mumpuni, maka dapat dikembangkan di 18 kecamatan. "Kalau cara itu dapat menyelesaikan masalah, bisa digunakan di kecamatan lain," imbuhnya.
Jika biasanya armada pengangkut sampah menggunakan truk, ke depan akan menggunakan roda tiga di setiap RT. Sehingga memiliki tanggung jawab masing-masing wilayah. "Pakai bentor roda tiga, aksesnya jadi lebih mudah," tambahnya.
Namun, persiapan itu tidak mudah. Beberapa tahapan harus dilalui. Termasuk pengkajian amdal, izin, dan pembuatan jalan baru. Sehingga, tidak melewati lokasi pasar. "Sekarang masih berproses, amdal dan izin baru akan dikaji, nanti kami tentukan dulu OPD mana yang pegang tanggung jawab. Masih banyak yang akan dibangun, termasuk aksesnya," sebut KB, sapaan akrab Kasmidi Bulang.
Dia menargetkan, proyek itu rampung pada tujuh atau delapan bulan mendatang. Pasalnya, saat ini anggaran masih dihitung. Sehingga belum dapat menentukan jumlah anggaran yang akan digelontorkan.
"Program masih didanai melalui anggaran CSR PT KPC, karena APBD kami masih berproses. Nanti kalau sudah ada dari APBD baru penyelesaiannya menggunakan APBD. Mudahan bisa selesai pas hari jadi Kutim, supaya bisa jadi kado untuk warga," tutupnya. (*/la/dra/k8)