Pencarian Pemancing yang Hilang Dihentikan

- Jumat, 22 Januari 2021 | 11:00 WIB
DISTOP: Pencarian pemancing yang tenggelam di Perairan Telaga Serang atas nama Muhammad Thaha dihentikan karena telah melampui batas waktu selama tujuh hari.
DISTOP: Pencarian pemancing yang tenggelam di Perairan Telaga Serang atas nama Muhammad Thaha dihentikan karena telah melampui batas waktu selama tujuh hari.

BONTANG–Upaya pencarian Muhammad Thaha, pemancing  yang hilang diduga tertabrak kapal tanker, dihentikan sejak Ahad (10/1). Kepala Operasi dan Siaga Basarnas Kutim Oktavianto menjelaskan, sesuai dengan UU Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, batas waktu pencarian ialah tujuh hari. Jika kurun waktu tidak ada tanda-tanda korban ditemukan, operasi bisa distop.  

“Status Thaha dinyatakan sebagai orang hilang,” kata Oktavianto.

Operasi pencarian pun turut melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang dan Polairud Bontang. Namun, hingga hari terakhir hasilnya nihil. Walau dihentikan, Basarnas tetap membuka informasi terkait keberadaan korban. “Kami tetap terima kalau ada informasi warga,” ucapnya.

Sementara itu, belakangan ini muncul kabar bahwa korban terdampar di Pulau Birah-Birahan. Keluarga korban yang enggan disebutkan namanya membenarkan sempat ada upaya keluarga untuk melanjutkan pencarian. Namun ketika hendak menyeberang kondisi ombak tidak bersahabat.

“Tiga kendaraan menuju penyeberangan. Mereka sempat menginap semalam dan waktu mau menyeberang ombak tinggi. Jadi pulang kembali,” ujar keluarga korban.

Sementara itu, Kapolsek Sangkulirang, Kutim, Iptu Jelatu mengatakan, pihaknya memastikan kabar yang beredar bahwa korban terdampar di Pulau Bira-Birahan itu tidak benar. Pasalnya, dari pengecekan langsung yang dilakukan Pos TNI Angkatan Laut (Pos AL), tak seorang pun berada di pulau itu. "Sudah juga dicek tetapi tidak ada," urainya.

Dikatakannya bila proses pengecekan sempat menemui halangan. Pasalnya, cuaca tidak baik. Ombak tinggi di sekitar perairan Pulau Birah-Birahan mencapai 2 meter.

Sementara itu, kakak ipar korban, Musfahuddin mengatakan, anggota keluarga yang diutus ke Pulau Birah-Birahan pada Selasa (19/1) pulang tanpa hasil. Mereka tak berani menembus pulau di seberang Desa Manumbar itu. "Tiga kapal tidak ada yang sempat merapat ke Pulau Birah-Birahan. Karena ombak tinggi," bebernya.

Berdasarkan koordinasi dengan Polairud Sangkulirang, pihak keluarga memilih legawa. Menunggu informasi baik dari Polairud dan Basarnas Kutim. (*/ak/ind/k8)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X