Mucil, Kasus Terkonfirmasi Covid-19 Didominasi Anak Muda

- Kamis, 21 Januari 2021 | 10:56 WIB
TERUS BERTAMBAH: Petugas medis beberapa waktu lalu melakukan swab test terhadap orang yang masuk tracing.
TERUS BERTAMBAH: Petugas medis beberapa waktu lalu melakukan swab test terhadap orang yang masuk tracing.

TANJUNG REDEB–Rabu (20/1), kasus tambahan terkonfirmasi Covid-19 di Bumi Batiwakkal mencapai 57 kasus. Sedangkan pasien selesai isolasi hanya 35 orang. Hal itu dibeberkan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Berau Iswahyudi.

Dia mengatakan, status saat ini jumlah pasien yang terkonfirmasi naik-turun. Namun, dia memastikan Berau masih berada dalam zona risiko tinggi. Mengingat, transmisi lokal masih mendominasi. “Masih (zona risiko tinggi),” ujarnya kepada Berau Post (Kaltim Post Group).

Meningkatnya kasus transmisi lokal, lanjut Iswahyudi, tidak lepas dari perilaku masyarakat yang masih menyepelekan protokol kesehatan (prokes), yang sudah dikeluarkan pemerintah. Yakni, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker (3M). “Berbagai upaya sudah dilakukan, termasuk operasi yustisi, hasilnya masih ada masyarakat yang tertangkap tidak menggunakan masker,” jelasnya.

Dalam satu pasien terkonfirmasi Covid-19, minimal empat orang kontak erat akan dilakukan swab test, dan hasil swab rata-rata menunjukkan orang-orang tersebut tiga di antaranya terkonfirmasi. “Begitu terus, dari satu orang dapat empat orang, kemudian tiga orang terkonfirmasi itu dilakukan tracing lagi dengan sistem yang sama. Makanya transmisi lokal meningkat tajam,” tegasnya.

Hal itu sangat disayangkan Iswahyudi, karena rasa tidak enak dengan sesama saat berkumpul menggunakan masker, akhirnya masker dilepas atau diturunkan. Dan yang terjadi, jika satu orang terkonfirmasi tidak menutup kemungkinan yang lain ikut terkonfirmasi. “Mata rantai itu yang diupayakan untuk diputus. Jika hanya kami tentu susah, masyarakat turut berperan seharusnya,” beber dia.

Untuk kasus transmisi lokal saat ini, memang didominasi kawula muda di bawah usia 30 tahun. Namun, yang menjadi korban dan meninggal dunia yakni yang berusia di atas 50 tahun. Bukan tanpa alasan, meninggalnya pasien karena terlambat dibawa ke rumah sakit, karena pihak keluarga mengatakan pasien yang bersangkutan tidak pernah keluar rumah. Kemudian antibody seseorang yang berusia di atas 50 tahun sudah melemah. Jika terlambat ditangani, akibatnya fatal.

“Mereka berpikir orangtua mereka tidak ke mana-mana, tapi mereka lupa, mereka yang berkeliaran, dan membawa pulang virus,” pungkasnya. (kpg/hmd/dra/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X