AMBLES sejak Jumat (15/1) lalu, Jalan Alhasani, RT 10, Kelurahan Bantuas, kondisinya semakin memprihatinkan. Turunnya badan jalan yang menghubungkan Kelurahan Bantuas dengan Jalan Soekarno-Hatta, Kilometer 6, Desa Tani Harapan, Kelurahan Batuah, Kutai Kartanegara, dipastikan tak bisa dilintasi kendaraan.
Jika sebelumnya ambles hanya sedalam 1 meter, kini selisih badan jalan daerah transmigrasi itu mencapai 1,5 meter, atau setinggi orang dewasa. Sepanjang 30 meter badan jalan rusak lantaran ambles yang terus-terusan terjadi sejak beberapa hari lalu. "Semakin parah ini. Selisihnya satu orang lebih itu. Lebih 1,5 meter. Tadi pagi (kemarin) itu kerja bakti aja, ambil aspal yang pecah buat jalan alternatif biar enggak becek," ungkap Lurah Bantuas Suyanto, (19/1).
Rusaknya badan jalan sebenarnya bukan hanya disebabkan faktor alam. Mobilisasi alat berat yang menggunakan jalan selebar 2 meter itu juga menjadi faktornya. "Di bawahnya itu memang ada semacam pasir yang tergerus. Jalan itu truk juga masuk. Biasanya dilewati mobil pikap pengangkut ayam. Mobilisasi alat berat itu dari Bantuas ke Batuah lewat situ juga," jelasnya.
Sejak terjadinya ambles, rupanya Jalan Alhasani, belum mendapatkan penanganan. Alat berat yang disebutkan sebelumnya pun tak kunjung tiba. "Katanya ada alat berat. Bagusnya perusahaan sekitar sini dulu," tegasnya.
Sebelumnya, dari informasi yang dihimpun, ambles yang terjadi tak lepas dari aktivitas pertambangan di kanan dan kiri jalan. Selain itu, jalan umum tersebut kerap dilintasi mobil berdimensi besar dari aktivitas pengerukan “emas hitam”. Bahkan, menurut warga sekitar, kawasan tersebut pernah jadi tambang koridor.
Kondisi jalan yang tidak bisa sama sekali dilintasi itu langsung dilaporkan ke pihak Kecamatan Palaran. Untuk perbaikan kini tinggal menunggu organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
"Sebenarnya ada jalan alternatif di RT 10, lewat jalan kampung, tapi cuma bisa dilintasi roda dua," tegasnya. (*/dad/dra/k8)