Ketidakjelasan kompetisi sepak bola Tanah Air membuat klub kontestan semakin resah. Di tengah besarnya ujian untuk finansial, klub juga dibayangi ancaman sponsor yang angkat kaki.
TAK dimungkiri, keberadaan sponsor jadi salah satu fondasi keuangan tim. Namun, sejak kompetisi terhenti, keran pemasukan dari para penanam modal juga turut mampat. Sementara itu, manajemen tetap berkewajiban memenuhi kebutuhan operasional klub.
Situasi tersebut juga dirasakan klub kontestan Liga 1 Indonesia Borneo FC Samarinda. "Jelas ada kerugian. Sebab ada hak klub yang harus kami berikan ketika kompetisi berjalan. Namun tidak ada liga membuat semua terganggu," ucap Presiden Borneo FC Samarinda Nabil Husein Said Amin.
Agar klub tak terus merugi, Nabil berharap kepastian kompetisi segera diputuskan. Dengan begitu, manajemen bisa memberikan rasa aman dan nyaman pada sponsor. "Kami dari klub tidak ingin sponsor lari karena mereka menjadi sumber pendapatan utama di tengah pandemi. Kalau ada kompetisi kemungkinan besar tak ada pemasukan dari penjualan tiket pertandingan," jelasnya.
Ditambahkan Nabil, timnya saat ini masih susah payah menggaji pemain yang terikat kontrak. Namun pengusaha muda asal Samarinda ini enggan hanya mengeluh menghadapi situasi. "Bisa dikatakan kami mencoba bertahan sekuat tenaga. Alhamdulillah ada saja rezeki untuk memenuhi hak pemain," pungkasnya. (abi/ndy/k8)