PROKAL.CO,
Menjamurnya pasar tumpah terus menjadi masalah di Kutai Timur (Kutim), khususnya Sangatta Utara. Hadirnya pedagang liar dianggap semakin meresahkan.
SANGATTA–Dampak kehadiran pasar tumpah membuat kemacetan jalan, diperparah dengan pembuangan limbah yang tergolong sembarangan. Hal itu dikeluhkan warga di Jalan H Masdar.
Tak sedikit pula warga yang keberatan adanya aktivitas pasar tumpah, lantaran berimbas dengan penyempitan jalan. Sayangnya, beberapa peringatan yang disampaikan warga justru tak pernah digubris para pedagang. Namun, kendala lain yakni pemilik tanah yang telah memungut uang sewa bagi pedagang.
Menanggapi itu, Kadisperindag Kutim Zaini mengatakan, ada tujuh titik yang menjadi pusat merajalela pasar liar. Namun, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk melaksanakan penertiban. "Kami hanya berkewenangan mengurus pedagang yang ada di dalam pasar, kalau penertiban pasar liar berada di tangan Satpol PP. Tapi kami tetap menyiapkan solusi untuk memasukkan pedagang liar ke pasar," tandasnya. Dia juga menegaskan, pasar tumpah sangat dilarang untuk melakukan jual-beli. Menurut dia, pedagang hanya perlu membuka lapak di dalam pasar induk.
"Pasar tidak boleh diberi izin. Kalau diberi kelonggaran mereka akan semakin menjamur. Memang masalah perut, tapi kan kami sudah menyediakan pasar. Kenapa malah menjamur. Kalau mau ya desa saja buat pasar desa," tegasnya.