PROKAL.CO,
JAKARTA – Banjir dahsyat di Kalimantan Selatan (Kalsel) membuat aktivitas warga terganggu. Dari 13 kabupaten dan kota, 11 diantaranya terdampak banjir. Hingga kemarin, ketinggian air di beberapa daerah masih di atas 1 meter. Salah satu daerah yang terparah adalah Kabupaten Banjar. Kemarin Presiden Joko Widodo memantau langsung kondisi di sana.
Begitu tiba di Kalsel, Jokowi dan rombongan langsung menuju ke Desa Mekar, Kecamatan Martapura Timur. Iring-iringan kendaraan rombongan Jokowi sempat terlihat melewati banjir yang masih setinggi roda mobil. Jokowi akhirnya memantau banjir dengan berjalan kaki di Jembatan Pekauman. Dia didampingi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Bupati Banjar Khalilurahman. Pantauan Radar Banjarmasin, Jokowi tampak memberikan instruksi kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Setelah itu, Jokowi membagikan sembako, masker, dan makanan siap saji ke beberapa warga.
Rombongan kemudian bertolak ke jembatan putus di Jalan A. Yani Km 55 di Kecamatan Mataraman, Banjar. Jembatan penghubung trans Kalimantan di perbatasan Desa Banua Hanyar dengan Desa Bawahan Pasar itu putus diterjang banjir dua kali, Kamis (14/1) dan Minggu (17/1).
Saat tiba di lokasi, Jokowi mengatakan, selain arus lalu lintas yang terganggu. Putusnya jembatan Mataraman juga menimbulkan kendala pengiriman bantuan. Dia mengatakan sudah menginstruksikan Menteri PUPR menangani kerusakan sejumlah sarana penghubung. Termasuk Jembatan Mataraman. Perbaikan itu ditargetkan tuntas dalam 3 atau 4 hari. "Saya ingin memastikan ke lapangan, yang pertama mengenai kerusakan infrastruktur. Ada beberapa jembatan yang runtuh. Seperti kita lihat di belakang ini (Jembatan Mataraman, Red),’’ katanya. Jokowi mengatakan, bencana banjir yang terjadi di Kalsel kali ini terbesar sepanjang sejarah. Penyebab utamanya, menurut Jokowi, adalah curah hujan yang tinggi serta fenomena La Nina.
BPBD Provinsi Kalimantan Selatan mencatat, ada 256.516 jiwa yang terdampak di 11 kabupaten/kota. Kabupaten Banjar menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan total 17.996 KK dan 72.994 jiwa. Disusul Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 16.100 KK, 64.400 jiwa; Kabupaten Barito Kuala 13.568 KK, 28.400 jiwa, dan Kabupaten Tanah Laut,8.870 KK, 27.815 jiwa.
Berikutnya, Kabupaten Balangan dengan 5.699 KK, 17.501 jiwa; Kota Banjarmasin, 5.608 KK, 17.009 jiwa; Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 3.138 KK, 6.690 jiwa; Kota Banjarbaru, 2.594 KK, 8.671 jiwa; Kabupaten Tapin 515 KK, 1.492 jiwa; Kabupaten Hulu Sungai Utara, 299 KK, 774 Jiwa dan Kabupaten Tabalong, 253 KK, 770 jiwa. Hingga kemarin, sebanyak 15 korban dilaporkan meninggal dunia.