256 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Kalsel

- Rabu, 20 Januari 2021 | 10:27 WIB
Presiden saat mengunjungi Kalsel.
Presiden saat mengunjungi Kalsel.

JAKARTA – Banjir dahsyat di Kalimantan Selatan (Kalsel) membuat aktivitas warga terganggu. Dari 13 kabupaten dan kota, 11 diantaranya terdampak banjir. Hingga kemarin, ketinggian air di beberapa daerah masih di atas 1 meter. Salah satu daerah yang terparah adalah Kabupaten Banjar. Kemarin Presiden Joko Widodo memantau langsung kondisi di sana.

Begitu tiba di Kalsel, Jokowi dan rombongan langsung menuju ke Desa Mekar, Kecamatan Martapura Timur. Iring-iringan kendaraan rombongan Jokowi sempat terlihat melewati banjir yang masih setinggi roda mobil. Jokowi akhirnya memantau banjir dengan berjalan kaki di Jembatan Pekauman. Dia didampingi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Bupati Banjar Khalilurahman. Pantauan Radar Banjarmasin, Jokowi tampak memberikan instruksi kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. Setelah itu, Jokowi membagikan sembako, masker, dan makanan siap saji ke beberapa warga.

Rombongan kemudian bertolak ke jembatan putus di Jalan A. Yani Km 55 di Kecamatan Mataraman, Banjar. Jembatan penghubung trans Kalimantan di perbatasan Desa Banua Hanyar dengan Desa Bawahan Pasar itu putus diterjang banjir dua kali, Kamis (14/1) dan Minggu (17/1).

Saat tiba di lokasi, Jokowi mengatakan, selain arus lalu lintas yang terganggu. Putusnya jembatan Mataraman juga menimbulkan kendala pengiriman bantuan. Dia mengatakan sudah menginstruksikan Menteri PUPR menangani kerusakan sejumlah sarana penghubung. Termasuk Jembatan Mataraman. Perbaikan itu ditargetkan tuntas dalam 3 atau 4 hari. "Saya ingin memastikan ke lapangan, yang pertama mengenai kerusakan infrastruktur. Ada beberapa jembatan yang runtuh. Seperti kita lihat di belakang ini (Jembatan Mataraman, Red),’’ katanya. Jokowi mengatakan, bencana banjir yang terjadi di Kalsel kali ini terbesar sepanjang sejarah. Penyebab utamanya, menurut Jokowi, adalah curah hujan yang tinggi serta fenomena La Nina.

BPBD Provinsi Kalimantan Selatan mencatat, ada 256.516 jiwa yang terdampak di 11 kabupaten/kota. Kabupaten Banjar menjadi wilayah yang paling parah terdampak, dengan total 17.996 KK dan 72.994 jiwa. Disusul Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 16.100 KK, 64.400 jiwa; Kabupaten Barito Kuala 13.568 KK, 28.400 jiwa, dan Kabupaten Tanah Laut,8.870 KK, 27.815 jiwa.

Berikutnya, Kabupaten Balangan dengan 5.699 KK, 17.501 jiwa; Kota Banjarmasin, 5.608 KK, 17.009 jiwa; Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 3.138 KK, 6.690 jiwa; Kota Banjarbaru, 2.594 KK, 8.671 jiwa; Kabupaten Tapin 515 KK, 1.492 jiwa; Kabupaten Hulu Sungai Utara, 299 KK, 774 Jiwa dan Kabupaten Tabalong, 253 KK, 770 jiwa. Hingga kemarin, sebanyak 15 korban dilaporkan meninggal dunia.

Sementara itu, hujan deras yang mengguyur Kota Banjarmasin Minggu (17/1) malam membuat genangan air di beberapa ruas jalan kembali tinggi. Kawasan rendah seperti di Jalan Gatot Subroto terdampak parah. Genangan air tinggi juga terdapat di sepanjang Jalan Pramuka. Akses alternatif ini sudah seperti sungai. Di pelosok gang dan perumahan bahkan lebih parah. Beberapa rumah terlihat sudah ditinggal penghuninya.

Kementerian PUPR kemarin telah mengirimkan Jembatan Bailey untuk memulihkan lalu lintas Jalan Nasional ruas Banjarmasin-Tanjung-Batas Kaltim. Jalan tersebut terputus akibat Jembatan Salim/Astambul yang terletak di KM 55+500 Kota Martapura roboh tergerus banjir.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meminta agar perbaikan jembatan segera dilaksanakan untuk mendukung konektivitas di Provinsi Kalsel. "Ini bukan solusi permanen, tetapi paling tidak bisa dilalui dulu. Saya meminta Rabu (20/1) mendatang atau paling lambat Kamis sudah dapat dilalui," kata Basuki.

Sementara itu, BNPB menyerahkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) senilai Rp 3,5 miliar untuk penanganan banjir di Kalsel. Bantuan tersebut diberikan untuk lima kabupaten yang terdampak banjir paling parah. Yakni, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kabupaten Balangan.

Gempa Sulawesi Barat

Memasuki hari keempat, tim SAR masih berupaya mencari korban gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat (Sulbar). Pantauan Radar Sulteng di RS Mitra Manakarra Mamuju, pencarian korban melibatkan anjing-anjing unit K-9 Polri. Namun, setelah seharian melakukan pembersihan puing, tim SAR memutuskan untuk menghentikan proses evakuasi di RS Mitra Manakarra. Sebab, tidak ada tanda-tanda korban. "Dihentikan sementara, menunggu perkembangan lebih lanjut," kata Kepala Basarnas Mamuju Saidar Rahmajaya kemarin (18/1).

Saidar mengungkapkan, tim SAR Senin pagi kemarin melakukan pencarian di Majene. Hasilnya, ada tiga orang yang terperangkap di salah satu bangunan di Kecamatan Malunda. Karena itu, dia mengerahkan tim dari Mamuju untuk mem-back up ke titik longsor di Malunda.

Gempa susulan 4,2 SR kemarin kembali mengguncang Kabupaten Majene, sekitar pukul 12.11 Wita. Pusat gempa berada di darat 16 km timur laut Majene dengan kedalaman 10 km. Menurut informasi tim relawan yang berada di Mamuju, gempa dirasakan cukup kuat namun tidak sampai menimbulkan kepanikan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puncak Arus Balik Sudah Terlewati

Selasa, 16 April 2024 | 13:10 WIB

Temui JK, Pendeta Gilbert Meminta Maaf

Selasa, 16 April 2024 | 10:35 WIB

Berlibur di Pantai, Waspada Gelombang Alun

Senin, 15 April 2024 | 12:40 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Minggu, 14 April 2024 | 07:12 WIB

Kemenkes Minta Publik Waspada Flu Singapura

Sabtu, 13 April 2024 | 15:55 WIB

ORI Soroti Pembatasan Barang

Sabtu, 13 April 2024 | 14:15 WIB
X