Target Investasi Migas Naik 45 Persen

- Rabu, 20 Januari 2021 | 10:19 WIB

JAKARTA– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi pada sektor minyak dan gas bumi (migas) mencapai USD 17,59 miliar (setara Rp 248,16 triliun) tahun ini. Target itu naik 45 persen jika dibandingkan dengan realisasi investasi migas 2020. Realisasi tahun lalu mencapai USD 12,09 miliar (sekitar Rp 170,24 triliun).

”Ini meningkat cukup tajam. Diperkirakan dari hulu dan hilir itu meningkat dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji (18/1).

Dia memerinci, target investasi itu terbagi menjadi investasi di sektor hulu migas yang mencapai USD 12,38 miliar (sekitar Rp 174,32 triliun) dan hilir migas USD 5,2 miliar (sekitar Rp 73,22 triliun). ”Investasi hulu didominasi untuk menjaga produksi migas. Memang saat ini masih bertahan agar declining production (penurunan produksi, Red) tidak berjalan terus. Eksplorasi masih kecil,” terangnya.

Tutuka menuturkan, pihaknya memberikan perhatian penuh terhadap dampak pandemi Covid-19 pada investasi migas. Sebab, sepanjang 2020, realisasi investasi migas tercatat hanya 88,7 persen dari target.

Belajar dari kondisi tahun lalu, pemerintah mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai target. Dari sisi hulu migas, langkah awalnya adalah menerapkan fleksibilitas bentuk kontrak production sharing contract (PSC) gross split atau PSC cost recovery. Itulah yang tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2020.

”Bapak Menteri sudah memberikan fleksibilitas bentuk kontrak dalam lelang wilayah kerja yang sebelumnya hanya gross split sekarang bisa ditambah PSC cost recovery ataupun bentuk lainnya,” ungkap Tutuka.

Selain itu, pemerintah gencar mempromosikan potensi 128 cekungan di Indonesia. Sebanyak 68 cekungan di antaranya belum dikembangkan. Pemerintah juga membuka akses data (open data) hulu migas untuk investor dengan sistem keanggotaan. Pemerintah juga memberikan skema usulan insentif untuk pengembangan daerah remote dan laut dalam.

Sementara itu, dari sisi hilir, pemerintah menjalin kerja sama dengan badan usaha untuk membangun kilang minyak baru (grassroot refinery atau GRR). Juga, dengan lembaga pengembangan kapasitas kilang (refinery development master plan atau RDMP).

Menurut Tutuka, pemerintah juga berkomitmen menyederhanakan perizinan hilir dan menciptakan harga gas bumi yang affordable. Selain itu, pemerintah mendorong promosi pembangunan infrastruktur migas yang terintegrasi dan mendukung keputusan menteri terkait dengan perubahan bahan bakar diesel ke bahan bakar gas.

Sejalan dengan itu, target lifting migas 2021 sesuai APBN ditetapkan 1.712 mboepd. Jumlah tersebut terdiri atas lifting minyak 705 mbopd dan lifting gas 1.007 mboepd. Asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada 2021 diperkirakan USD 45 per barel. ”Lifting migas saat ini diupayakan tidak turun,” tandasnya. (dee/c14/hep)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X