Tiap Angkut Jenazah, Terbayang Kesedihan Keluarga Korban

- Rabu, 20 Januari 2021 | 10:13 WIB
Personel penyelam TNI AL dari kesatuan Denjaka.
Personel penyelam TNI AL dari kesatuan Denjaka.

Dari pagi sampai sore, para penyelam militer dan sipil bahu-membahu mencari korban pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Ada yang sukarela datang dari Makassar, pamit anak-istri karena merasa terpanggil.

 

SAHRUL YUNIZAR, Jawa Pos, Jakarta

 

BELASAN hingga puluhan meter di dalam laut, keharuan itu tetap saja menyeruak. Tiap kali ada jenazah yang berhasil ditemukan.

’’Selalu terbayang kesedihan keluarga yang ditinggalkan,” kata Budi Cahyono, salah seorang penyelam POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia).

Maka, yang bisa dilakukan Budi dan para penyelam lain yang tergabung dalam operasi SAR (search and rescue) Sriwijaya Air SJ182 adalah memperlakukan semua jenazah dengan hormat. Mengambilnya dengan pelan dan hati-hati, lalu memasukkannya ke kantong plastik.

Kesedihan memang tidak serta-merta hilang. Tapi, setidaknya keluarga korban di rumah punya kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir. Tugas kemanusiaan itulah yang membuat begitu banyak orang, militer dan sipil, terpanggil. Rela berhari-hari berjibaku di dalam laut untuk mencari korban dan pesawat yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu Sabtu lalu (9/1) itu.

*

JADWAL sudah tersusun. Pasukan dan kapal siap sedia, undangan juga telah disebar. Panglima Komando Armada (Koarmada) I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid Kacong sudah dijadwalkan memimpin apel besar.

Tapi, agenda Hari Dharma Samudera di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara, itu buyar begitu kabar jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 yang mengangkut 62 orang menyebar. TNI-AL membatalkannya, menggantinya dengan agenda sederhana.

KRI Dewaruci yang disiapkan berlayar untuk acara tabur bunga berdiam diri di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil). Sore itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memerintah seluruh jajaran Angkatan Laut mengerahkan kekuatan penuh untuk mencari pesawat yang hilang kontak dan tenggelam empat menit setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, tersebut.

Malamnya KRI Teluk Gilimanuk-531 langsung bergerak ke titik jatuh. Membawa prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) berkualifikasi penyelam. Kapal-kapal TNI-AL yang bersiaga didatangkan, tenda-tenda posko didirikan.

Berbagai instansi pemerintah, swasta, dan organisasi non pemerintah berdatangan. Mendaftar untuk ikut ambil bagian. ”Saya sudah di Merak, mau istirahat semalam di rumah langsung cari travel ke Jakarta. Motor ditinggal,” kata salah seorang awak KRI Tjiptadi-381.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X