Balikpapan Butuh Rumah Sakit Darurat

- Rabu, 20 Januari 2021 | 09:25 WIB
RSKD mengumumkan untuk sementara ini, mereka tidak bisa lagi menerima pasien rujukan karena sudah penuh.
RSKD mengumumkan untuk sementara ini, mereka tidak bisa lagi menerima pasien rujukan karena sudah penuh.

Masalah yang tak kalah rumit dalam penanganan pandemi ini, kondisi tenaga kesehatan yang mulai kelelahan, sehingga jalan pintas akan diambil. Merekrut perawat tanpa surat tanda registrasi. Demikian juga dokter. Tanpa surat izin praktik. 

 

 

BALIKPAPAN-Jumlah kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Balikpapan masih belum terkendali. Kondisi ini membuat keterisian ruang isolasi pasien Covid-19 terus bertambah. Bahkan RSUD Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan tak lagi menerima pasien baru Covid-19. Sebab, ruang isolasi yang disediakan telah terisi penuh.

Dalam laporan harian yang dirilis Pemkot Balikpapan, angka kasus baru terkonfirmasi terpapar virus corona masih di atas 100 orang per hari. Seperti Senin (18/1), 154 orang dilaporkan terinfeksi Covid-19. Berdasarkan data yang disampaikan Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan, terdapat 453 tempat tidur di ruang isolasi dan 37 tempat tidur di ruang ICU Covid-19 yang disediakan oleh 11 rumah sakit di Balikpapan. Hingga Senin (18/1), tersisa 28 tempat tidur di ruang isolasi dan 34 tempat tidur di ruang ICU Covid-19.

Bahkan pada enam rumah sakit, sudah tidak menyediakan tempat tidur ruang isolasi Covid-19 karena telah terisi penuh. Seperti di RS Pertamina Balikpapan (RSPB) yang menyediakan 81 tempat tidur, lalu RS Siloam dengan 43 tempat tidur, RS Hermina (14 tempat tidur), RS Restu Ibu (20), RS Medika Utama Manggar (2), hingga rumah sakit rujukan utama pasien Covid-19, yakni RSKD Balikpapan dengan jumlah kamar 142 tempat tidur kini sudah terisi seluruhnya. Sehingga sementara tidak dapat menerima pasien Covid-19 baru.

“RSKD mengumumkan untuk sementara ini, mereka tidak bisa lagi menerima pasien rujukan karena sudah penuh. RSKD lagi mengajukan persetujuan kepada bapak gubernur (gubernur Kaltim) untuk menambah ruangan. Karena ruangan yang ada sudah tidak mampu lagi mengisi,” kata Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi di Balai Kota.

Direktur RSKD Balikpapan Edy Iskandar menerangkan, dari 150 tempat tidur yang disediakan, kemudian 17 tempat tidur pada ruang ICU Covid-19, saat ini sudah terisi penuh. Akibatnya, kemarin hampir 10 pasien Covid-19 harus menunggu di ruang ICU agar bisa dirawat di ruang isolasi.

“Kami sudah mendapat informasi dari Diskes dan Pemkot Balikpapan sedang mengusahakan rumah sakit darurat. Namun, perlu waktu untuk merealisasikannya. Sementara kebutuhan tempat tidur sudah sangat mendesak,” ungkapnya dikonfirmasi Kaltim Post.

Dia menuturkan, bagi pasien rujukan, sementara mendapatkan perawatan di ruang UGD. Sambil menunggu antrean masuk ruang rawat inap. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kaltim ini berharap, rumah sakit lainnya juga mengonversi kamar rawat inapnya. Diubah menjadi ruang isolasi untuk pasien Covid-19 karena kondisi saat ini mendesak. “Saat ini semua rumah sakit di Balikpapan menyatakan sudah full dan tidak bisa menerima pasien baru. Kecuali kalau ada pasien yang telah dirawat dan sudah waktunya pulang karena dinyatakan sembuh. Namun, ini diharapkan tidak berlangsung lama,” harap Edy.

Oleh karena itu, langkah penanganan sementara yang dapat dilakukan pihak rumah sakit pelat merah ini adalah menambah kapasitas tempat tidur pasien. Semula, dalam satu ruangan hanya disediakan empat tempat tidur. Selanjutnya akan ditambah menjadi enam tempat tidur, sehingga bisa dilakukan penambahan 32 tempat tidur untuk ruang isolasi pasien Covid-19. “Dari 150 menjadi 182 tempat tidur. Kami akan menambah tenaga kontrak perawat 150 orang. Kami akan ajukan ke pak gubernur untuk mendapat izin dan mendukung strategi tersebut,” katanya.

Selain itu, RSKD Balikpapan memerlukan penambahan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien Covid-19. Saat ini jumlahnya sudah menipis dan memerlukan peralatan medis tambahan. Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas menangani pasien Covid-19 sebanyak 400 orang. Edy menyebut, banyak dari tenaga kesehatan tersebut, terutama perawat, sudah bekerja hampir 10 bulan.

“Sehingga mereka saat ini banyak yang kelelahan. Makanya, RSKD sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 mulai hari ini (kemarin) akan merekrut tenaga tambahan. Terutama perawat sejumlah 60 orang. Tanpa perlu STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktik),” ucapnya. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga berencana mengizinkan para perawat yang masih belum memiliki STR untuk dapat langsung bekerja menangani pasien Covid-19. Menurut perkiraan menkes, jumlahnya 10 ribu perawat di Indonesia. Pun demikian dengan dokter yang belum memiliki SIP, diperkirakan mencapai 4 ribu orang.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X