TANJUNG REDEB–Pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama sembilan bulan di Indonesia. Selama waktu itu pula berdampak pada penurunan drastis jumlah pendonor darah di Berau.
Hingga menjelang pergantian tahun, penurunan jumlah pendonor terutama sukarela hingga di angka 70 persen dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.
Penanggung jawab laboratorium Palang Merah Indonesia (PMI) Tanjung Redeb Edi Erwansyah mengatakan, penyebab terjadinya penurunan karena masyarakat yang ingin mendonorkan darahnya tersugesti dengan bahaya donor darah selama masa pandemi. “Ya, padahal sebetulnya penularan itu bukan melalui transfusi darah, belum ada satu pasien yang dinyatakan positif karena transfusi darah,” ungkapnya (18/1).
Ditambah lagi, saat awal-awal pandemi, disarankan agar masyarakat beraktivitas hanya di rumah.
Menyiasati rendahnya minat pendonor darah selama pandemi Covid-19, Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Tanjung Redeb, Berau, melakukan upaya jemput bola, dengan menjalankan mobil unit transfusi darah di beberapa titik agar stok darah tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Program jemput bola dengan menggunakan mobil transfusi darah sudah dijalankan dari sebelum pandemi, namun di masa pandemi lebih giatkan lagi,” ujarnya.
Dia menjelaskan, perbandingan stok darah pada tahun sebelumnya, UTD PMI Tanjung Redeb Berau dapat mem-backup 70 persen permintaan darah dari pendonor sukarela, dan 30 persen dari pendonor pengganti, pada tahun ini justru sebaliknya.
Edi mengimbau masyarakat untuk tidak takut mendonorkan darahnya meski dalam kondisi pandemi, selama tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah diimbau pemerintah hingga saat ini. (kpg/*/fif/dra/k8)