BONTANG–Menipisnya ketersediaan ruang isolasi penanganan pasien Covid-19 di Kota Taman, membuat dua rumah sakit swasta segera menyiapkan ruangan tambahan. Salah satunya RSIB Yabis. Direktur RSIB dr Hari Prasetya mengatakan, pihaknya menyiapkan lima ruangan. Tepatnya di belakang bangunan utama. Penyiapan ini telah dilakukan sejak Oktober tahun lalu.
“Begitu ada instruksi dari Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan ruang isolasi kami penuhi. Bahkan ketika ada kunjungan lapangan, kami diminta langsung merawat,” kata dr Hari.
Semula, ruangan ini disiapkan untuk transit. Ketika terdapat pasien dengan gejala klinis yang mengarah ke Covid-19. Sementara saat itu pasien masih menunggu hasil pemeriksaan swab PCR. “Jadi ruangan ini dipersiapkan awalnya supaya tidak ada pasien yang terlantar. Karena ketika merujuk harus disertai dengan hasil swab PCR,” ucapnya.
Manajemen RSIB pun telah memenuhi aspek pengendalian ruangan dari penyakit infeksi. Salah satunya terkait sirkulasi udara. RSIB pun memasang purified aerosol untuk memfilter udara. Tak hanya itu, pengamanan pun berlapis. Terdapat sekat dalam sekat di konstruksi ruangan.
Dari pintu masuk, ada satu ruangan khusus untuk tenaga kesehatan beristirahat. Selanjutnya masuk bilik ruangan isolasi. “Tidak mudah sebenarnya menyiapkan ruang isolasi. Bahkan kalau bisa tidak merawat. Karena riskan dan memang tidak mudah,” tutur dia.
Lima ruangan itu nantinya diisi pasien berstatus tanpa gejala dan gejala ringan. Pihak rumah sakit tidak bisa merawat pasien dengan gejala sedang dan berat. Pasalnya, kriteria penanganan pasien demikian harus menyediakan sarana kesehatan ventilator.
Sebenarnya manajemen bisa membeli alat kesehatan itu. Tetapi keterbatasan SDM menjadi pertimbangan. Sehingga pasien berstatus gejala sedang dan berat bakal dirujuk ke rumah sakit lainnya. “Karena petugas ICU itu tidak mudah. Jadi kondisinya memang berat. Potensi menular yang berat itu (pasien),” urainya.
Berdasarkan laporan dua hari lalu jumlah pasien yang telah terawat di ruangan itu sebanyak dua orang. Manajemen memprioritaskan pasien hasil triage di IGD dibandingkan menerima rujukan dari rumah sakit lain. Sehingga dia menyebut ketersediaan ruangan tidak diisi sepenuhnya. “Masak terima dari luar sementara pasien sendiri tidak bisa merawat,” terangnya.
Tenaga kesehatan ruang isolasi dipisahkan dengan perawatan pasien non-Covid-19. Terdapat enam perawat yang disiagakan. Ditambah dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dan beberapa dokter umum. (*/ak/ind/k8)