Tangani Pasien OTG dan Gejala Ringan, RSIB Yabis Siapkan Lima Ruangan Isolasi

- Selasa, 19 Januari 2021 | 10:00 WIB
PENANGANAN COVID-19: Manajemen RSIB Yabis telah membuka lima ruang isolasi untuk menangani pasien Covid-19 sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan.
PENANGANAN COVID-19: Manajemen RSIB Yabis telah membuka lima ruang isolasi untuk menangani pasien Covid-19 sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan.

BONTANG–Menipisnya ketersediaan ruang isolasi penanganan pasien Covid-19 di Kota Taman, membuat dua rumah sakit swasta segera menyiapkan ruangan tambahan. Salah satunya RSIB Yabis. Direktur RSIB dr Hari Prasetya mengatakan, pihaknya menyiapkan lima ruangan. Tepatnya di belakang bangunan utama. Penyiapan ini telah dilakukan sejak Oktober tahun lalu.

“Begitu ada instruksi dari Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan ruang isolasi kami penuhi. Bahkan ketika ada kunjungan lapangan, kami diminta langsung merawat,” kata dr Hari.

Semula, ruangan ini disiapkan untuk transit. Ketika terdapat pasien dengan gejala klinis yang mengarah ke Covid-19. Sementara saat itu pasien masih menunggu hasil pemeriksaan swab PCR. “Jadi ruangan ini dipersiapkan awalnya supaya tidak ada pasien yang terlantar. Karena ketika merujuk harus disertai dengan hasil swab PCR,” ucapnya.

Manajemen RSIB pun telah memenuhi aspek pengendalian ruangan dari penyakit infeksi. Salah satunya terkait sirkulasi udara. RSIB pun memasang purified aerosol untuk memfilter udara. Tak hanya itu, pengamanan pun berlapis. Terdapat sekat dalam sekat di konstruksi ruangan.

Dari pintu masuk, ada satu ruangan khusus untuk tenaga kesehatan beristirahat. Selanjutnya masuk bilik ruangan isolasi. “Tidak mudah sebenarnya menyiapkan ruang isolasi. Bahkan kalau bisa tidak merawat. Karena riskan dan memang tidak mudah,” tutur dia.

Lima ruangan itu nantinya diisi pasien berstatus tanpa gejala dan gejala ringan. Pihak rumah sakit tidak bisa merawat pasien dengan gejala sedang dan berat. Pasalnya, kriteria penanganan pasien demikian harus menyediakan sarana kesehatan ventilator.

Sebenarnya manajemen bisa membeli alat kesehatan itu. Tetapi keterbatasan SDM menjadi pertimbangan. Sehingga pasien berstatus gejala sedang dan berat bakal dirujuk ke rumah sakit lainnya. “Karena petugas ICU itu tidak mudah. Jadi kondisinya memang berat. Potensi menular yang berat itu (pasien),” urainya.

Berdasarkan laporan dua hari lalu jumlah pasien yang telah terawat di ruangan itu sebanyak dua orang. Manajemen memprioritaskan pasien hasil triage di IGD dibandingkan menerima rujukan dari rumah sakit lain. Sehingga dia menyebut ketersediaan ruangan tidak diisi sepenuhnya. “Masak terima dari luar sementara pasien sendiri tidak bisa merawat,” terangnya.

Tenaga kesehatan ruang isolasi dipisahkan dengan perawatan pasien non-Covid-19. Terdapat enam perawat yang disiagakan. Ditambah dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dan beberapa dokter umum. (*/ak/ind/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X