Cerita Kapten Imam Mashuri yang Terlibat dalam Evakuasi Jatuhnya Lion Air JT-610

- Senin, 18 Januari 2021 | 21:00 WIB
BERBAGI KISAH: Kapten Laut (P) Imam Mashuri yang merupakan personel dari Lanal Balikpapan. ANGGI PRADITHA/KP
BERBAGI KISAH: Kapten Laut (P) Imam Mashuri yang merupakan personel dari Lanal Balikpapan. ANGGI PRADITHA/KP

Proses pencarian korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta melibatkan sejumlah penyelam. Tragedi itu mengingatkan Kapten Laut (P) Imam Mashuri. Dia juga terlibat dalam proses pencarian Lion Air JT-610 yang jatuh di perairan Karawang pada 2018 lalu.

 

ULIL MU'AWANAH, Balikpapan

 

PERAIRAN Karawang, Jawa Barat menjadi lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. Batas pencarian yang diberikan pemerintah hanya 30 hari. Dua hari sebelum batas waktu pencarian berakhir. Pada hari ke-28, ketika langit kian menapaki senja, bagian cockpit voice recorder (CVR) black box pesawat itu akhirnya ditemukan. Tak lama kumandang azan Magrib terdengar dari atas kapal. Menutup pencarian tersebut.

Haru menyeruak. Tidak hanya dari keluarga korban yang menyaksikan proses evakuasi dari atas kapal lain. Tetapi seluruh tim yang terlibat. Bangga karena misi telah tuntas. Lebih dari ratusan penyelam terlibat, baik dari TNI-Polri, Basarnas, relawan, dan lainnya. Imam Mashuri turut serta dalam tim pencarian black box tersebut. Kenangan itu tentu tidak pernah terlupa. Masih membekas. Tak akan luput dari memori kepalanya.

Imam mengatakan, batas maksimal menyelam adalah 1 jam. Pencarian dilakukan di kedalaman 35 meter. Arus deras bawah laut hingga lumpur setebal setengah meter di perairan Tanjung Karawang, ditambah ombak di permukaan menjadi tantangan. Belum lagi kala sore, kemampuan jarak pandang hanya 2-3 meter dan harus berhenti menyelam.

Penyelam diturunkan ke laut berdasar informasi di titik mana ditemukan benda diduga badan pesawat dan black box berada. “Banyak ikan berkerumun. Itu menandakan ada sesuatu. Dan benar, kami menemukan potongan tubuh, berupa kaki, tangan, dan tulang. Yang menjadi penghalang, arus deras dan lumpur mengganggu penglihatan,” ujar pria yang menjabat sebagai Kaur Hukum Laut (Kumla), Pangkalan TNI AL (Lanal) Balikpapan itu.

Dari timnya ada 30 penyelam diterjunkan. Dibagi dalam beberapa regu. Tiap regu dibagi empat orang. Setelah 1 jam menyelam mereka akan naik, bergantian dengan regu lain. Mereka diberi waktu istirahat selama 2 jam, setelah itu baru boleh kembali menyelam.

Itu dilakukan untuk menghindari dekompresi atau dikenal sebagai barotrauma, adalah masalah medis yang timbul dari efek transisi cepat dari lingkungan bertekanan tinggi ke tekanan lebih rendah. Penyakit itu bisa fatal, menyebabkan pecahnya pembuluh darah, kelumpuhan, dan kematian.

Selain pengecekan tekanan darah yang merupakan tahapan wajib sebelum menyelam, pengecekan alat harus dilakukan. Pengecekan alat di antaranya oksigen dan berapa alat selam yang digunakan. Alat selam rebreather yang digunakan ada dua jenis, yakni open circuit dan semi close.

“Usai evakuasi, kami menjalani terapi dulu. Kami dimasukkan ke hyperbaric chamber, yang merupakan fasilitas terapi oksigen hiperbarik untuk memulihkan penyakit dekompresi akibat menyelam,” ucap Imam.

“Kerja itu harus ikhlas dan tuntas. Saat black box berhasil ditemukan, rasanya sangat senang agar keluarga korban mendapat jawaban penyebab pesawat jatuh. Ada haru juga. Semua perasaan campur aduk pokoknya,” imbuhnya.

Sebelum resmi menjadi penyelam TNI AL, Imam mengikuti pendidikan selam lebih. Latihan fisik dan mental dilalui selama enam bulan. Selama masa pendidikan, banyak hal dilakukan. Tiga bulan pertama dia harus mempersiapkan fisiknya. Lari dan berenang hingga 5 kilometer dilakoni tiap hari.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X