DERBY– Keputusan Wayne Rooney gantung sepatu dan berfokus sebagai pelatih permanen Derby County tak seindah kenyataan. Menghadapi Rotherham United pada matchweek ke-23 Championship di Pride Park kemarin (17/1), Rooney menelan kekalahan 0-1.
Hasil itu membuat klub berjuluk The Rams tersebut belum lepas dari tren buruk. Dalam lima laga terakhir, The Rams kalah empat kali dan hanya menang sekali. Tiga kekalahan diderita di Championship dan satu lainnya disingkirkan Chorley FC di putaran ketiga Piala FA (9/1). Chorley FC adalah klub kasta keenam di Inggris atau empat kasta di bawah The Rams.
Buntut kekalahan kemarin, Derby County belum beranjak dari zona degradasi atau menempati posisi ke-23 (dari 24 kontestan Championship) dengan 19 poin. Pada akhir musim, peringkat ke-22 hingga 24 turun ke League One.
Periode menurun Derby County saat ini jelas berbeda dengan ketika Rooney kali pertama diangkat sebagai pelatih merangkap pemain per 27 November 2020. Mantan striker Manchester United dan Everton tersebut mampu memimpin Derby County tidak terkalahkan dalam enam matchweek. Perinciannya, menang dua kali dan seri empat kali. Plus hanya kebobolan dua gol.
’’Yang harus kami lakukan setelah ini hanya satu: bangkit. Kami harus membuang semua hal konyol seperti yang kami lakukan saat melawan Rotherham,’’ tutur Rooney kepada The Guardian.
Rooney juga menyatakan, pesan dari pelatihnya semasa di United, Sir Alex Ferguson, sepertinya bakal diterapkan. Kepada Sky Sports, Sir Alex meminta Rooney memperlihatkan karakter khasnya di ruang ganti sebagaimana yang ditunjukkan di lapangan.
Yaitu, karakter temperamen, tetapi lebih ke arah positif. Atau, kalau Sir Alex dikenal dengan istilah hairdryer treatment. Sebutan bagi kemarahan Sir Alex di ruang ganti yang bisa membangkitkan spirit pemain.
’’Dia (Rooney) sudah punya modal dengan karakter yang dimilikinya. Aku pikir dia juga memiliki keahlian membaca permainan dengan baik,’’ beber pelatih yang sembilan musim (2004–2013) menangani Rooney di United tersebut. (io/c19/dns)
