34 Meninggal, 15 Ribu Orang Mengungsi

- Sabtu, 16 Januari 2021 | 13:27 WIB

JAKARTA–Upaya pencarian dan penyelamatan terhadap korban gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), terus dilakukan hingga tadi malam. Berdasarkan informasi terakhir yang diterima Kaltim Post dari Tim Rescue SAR Balikpapan yang ikut membantu proses penyelamatan dan evakuasi korban gempa di Majene, korban tewas sebanyak 34 orang.

Sementara itu, jumlah warga yang mengungsi mencapai 15.104 jiwa. “Itu berdasarkan data awal dari posko gabungan Kodim Mamuju hingga pukul 21.00 Wita. Pencairan dan evakuasi terus dilakukan,” kata Tim Rescue SAR Balikpapan yang dipimpin Kepala Seksi Operasi Basarnas Kaltim Octavianto. Gempa bermagnitudo 6,2 yang mengguncang Majene dan Mamuju pada Jumat (15/1) dini hari ini menimbulkan kerusakan berat. Gedung-gedung ambruk. Salah satu yang paling parah adalah Kantor Gubernur Sultra dan Rumah Sakit Mamuju yang ambruk.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mencatat beberapa gempa susulan. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta mengatakan, hasil analisis menunjukkan gempa bumi dengan magnitudo 6,2 episenternya berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT atau sekitar 6 km arah timur laut Majene. Dia menjelaskan, apabila memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya gempa bumi itu merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Menurut Bambang, gempa bumi tersebut masih merupakan rangkaian gempa dengan magnitudo 5,9 yang terjadi pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB.

Dari Jakarta, BMKG memprediksi bahwa Januari 2021 akan menjadi puncak dari periode musim hujan dengan potensi bencana hidrometeorologi yang tinggi pula. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, saat ini ada beberapa fenomena cuaca yang tengah aktif dan patut diwaspadai. Seperti Madden Julian Osciliation (MJO) baik skala lokal, regional, maupun global. Kemudian, ada fenomena suhu lautan pasifik yang dikenal dengan El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Kelvin Wave.

Sementara itu, pergerakan Angin Monsun Asia-Australia mengalami penurunan intensitas dalam sepekan terakhir dan diperkirakan bakal naik lagi sepekan ke depan. Guswanto mengatakan, fenomena-fenomena tersebut turut menyumbang dinamika cuaca di Indonesia. Dia memperkirakan cuaca pada 16–21 Januari ke depan bakal dihiasi dengan potensi hujan lebah dengan intensitas sedang. Dari Kalimantan Selatan, kemarin (15/1) lebih 21 ribu juga dilaporkan masih mengungsi pasca-banjir yang terjadi pada Minggu (3/1). Data BNPB melaporkan sebanyak 21.990 jiwa yang terdampak banjir di Kabupaten Tanah Laut, Kalsel, karena hujan dengan intensitas tinggi dan meluapnya sungai di Kecamatan Pelaihari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut melaporkan, saat ini tinggi muka air terpantau sekitar 150–200 sentimeter yang merendam 6.346 rumah. Di samping itu, BPBD juga terus melakukan pendataan lima titik pengungsian bagi masyarakat. BPBD Kabupaten Tanah Laut juga menginformasikan akses jalan dari Palaihari ke Banjarmasin terputus karena banjir. Saat ini tim gabungan bergotong royong dalam melakukan penanganan bencana yang terjadi. BPBD Kabupaten Tanah Laut juga mendata beberapa kebutuhan mendesak yang dibutuhkan masyarakat terdampak seperti sandang, pangan, terpal, matras, selimut, dan peralatan dasar kebencanaan.

Pesawat Tujuan Banjarmasin Mendarat Darurat di Balikpapan

Karena cuaca buruk di Kalsel, turut berdampak pada jalur penerbangan udara yang terhambat. Pesawat Citilink dengan rute Surabaya-Banjarmasin sempat dialihkan ke Balikpapan pada Jumat (15/1). Pesawat dengan kode penerbangan QG 484 ini mendarat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan pukul 09.44 Wita. Stakeholder Relation Manager Bandara SAMS Sepinggan Retnowati menyebutkan, pesawat terpaksa divert ke Balikpapan karena bad weather (cuaca buruk). "Berdasarkan flight plan yang dibuat oleh flight operations officer (FOO) dari bandara asal melihat jarak dan jam operasional bandara memilih mendarat di Balikpapan," ungkapnya.

Dia menjelaskan, sebelum pesawat berangkat FOO telah membuat flight plan. Jika tidak bisa mendarat di Banjarmasin, ada rencana penerbangan dialihkan mendarat di bandara lain. Pemilihan bandara mempertimbangkan dua aspek yakni mencari lokasi bandara terdekat dan jam operasional bandara yang masih tersedia. Atas dasar dua faktor ini, maka yang memungkinkan pesawat mendarat sementara di Bandara SAMS Sepinggan," bebernya.

Retno mengungkapkan, total jumlah penumpang penerbangan tersebut tidak diketahui. Sebab, penumpang hanya bertahan berada di pesawat. Sehingga pihaknya tidak menerima data manifest penumpang. Penerbangan dengan registrasi pesawat PK-GLU bertahan di Bandara SAMS Sepinggan sekitar 58 menit. Kemudian, akhirnya melanjutkan penerbangan pukul 10.42 Wita. "Kondisi seluruh penumpang baik-baik saja. Mereka tidak sempat turun ke ruang tunggu bandara, jadi hanya sambil menunggu di dalam pesawat hingga melanjutkan penerbangan," tuturnya. (gel/jpg/riz2/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Garuda Layani 9 Embarkasi, Saudia Airlines 5

Senin, 22 April 2024 | 08:17 WIB
X