Pertanda Baik bagi Karya Klasik Penulis Indonesia dan Asia

- Sabtu, 16 Januari 2021 | 13:27 WIB
MENEMBUS MARKAS BERGENGSI: Karya Budi Darma diterbitkan Penguin Classics. Selain “Orang-Orang Bloomington”, Budi Darma juga menciptakan banyak cerita yang penuh dengan absurditas, tapi mengesankan.
MENEMBUS MARKAS BERGENGSI: Karya Budi Darma diterbitkan Penguin Classics. Selain “Orang-Orang Bloomington”, Budi Darma juga menciptakan banyak cerita yang penuh dengan absurditas, tapi mengesankan.

Budi Darma menjadi penulis pertama Indonesia yang karyanya diterbitkan Penguin Classics, lini penerbitan yang juga menerbitkan karya-karya William Shakespeare dan Charles Dickens. ’’Kalau Tuhan mengizinkan, saya ingin terus menulis,’’ kata sastrawan 83 tahun itu.

 

SHABRINA PARAMACITRA, Surabaya

 

TAHUN 2016, di Sydney: Tiffany Tsao membaca kumpulan cerita pendek (kumcer) ’’Orang-Orang Bloomington’’ terbitan Noura Books yang dibelinya di sebuah toko buku di Jakarta.

Tahun 2019, dari Jakarta: Tiffany bertolak ke Surabaya untuk menemui sang penulis ’’Orang-Orang Bloomington’’, Budi Darma.

Tahun 2020, dari Surabaya: Budi menandatangani kontrak untuk penerbitan kumcernya.

Begitulah jalur yang dilalui ’’Orang-Orang Bloomington’’ hingga akhirnya tembus penerbit Penguin Classics, sebuah penerbit mayor bergengsi yang bermarkas di Amerika Serikat (AS).

Tiffany, seorang penulis dan penerjemah yang tinggal di Australia, awalnya penasaran dengan ’’Orang-Orang Bloomington’’. Dia mendengar bahwa buku itu menuai banyak pujian dan penulisnya diganjar banyak penghargaan. Cerita-ceritanya kerap dibahas dalam forum internasional dan dijadikan bahan penelitian mahasiswa.

Setelah membacanya, rupanya benar, buku tersebut istimewa. Karakter-karakter dalam cerpen Budi Darma menyingkap kedalaman sisi manusia yang bisa menjelma dalam dua kutub yang berbeda. Pada suatu saat, mereka tidak ingin diperhatikan. Namun, di saat yang lain, mereka takut kehilangan orang-orang di sekitarnya.

Di satu sisi, mereka ingin menunjukkan cinta. Namun, di sisi lain, mereka takut itu justru mengganggu kehidupan orang lain. ’’Pak Budi menunjukkan kondisi bahwa manusia bisa begitu aneh dan cenderung push and pull,’’ kata Tiffany ketika dihubungi Jawa Pos, Selasa lalu (12/1).

Lantaran terkesan oleh ’’Orang-Orang Bloomington’’, Tiffany meminta tolong kepada rekannya sesama penulis, Norman Erikson Pasaribu, untuk menyambung tali komunikasi dengan Budi. Jadilah, keduanya bertemu dengan Budi di sebuah hotel di Surabaya pada 18 Juni 2019.

Tiffany memohon izin kepada Budi agar diperbolehkan menerjemahkan ’’Orang-Orang Bloomington’’ ke dalam bahasa Inggris. Budi menyambut permintaan itu dengan tangan terbuka.

Setelah mendapat restu dari Budi, Tiffany mulai menerjemahkannya pada Januari hingga Desember 2020. Pada akhir tahun lalu itu pula dia mendapat kabar dari Jacaranda Literary, agensi tempatnya bernaung, bahwa ’’Orang-Orang Bloomington’’ akan diterbitkan oleh Penguin Classics.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X