TANJUNG REDEB – Persediaan kantong jenazah diBadanPenanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau telah habis. Padahal barang tersebut sangat dibutuhkan saat ini. Selain untuk pemakaman pasien Covid-19, juga untuk keperluan korban meninggal akibat kecelakaan, bunuh diri, atau penemuan mayat.
“Stok kantong jenazah sudah tidak ada lagi di BPBD. Kantong jenazah itu bantuan dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana),” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau Novian Hidayat.
Habisnya stok kantong jenazah karena kasus meninggal dunia Covid-19 di Berau terus bertambah. Sejauh ini sudah 21 pasien meninggal. Menurutnya, satu jenazah membutuhkan dua kantong. “Selain itu kan, kantong jenazah juga diperuntukkan untuk korban lainnya, seperti kecelakaan, bunuh diri, dan penemuan mayat,” katanya.
Novian mengatakan, pihaknya telah mengusulkan pengadaan kantong jenazah melalui anggaran penanganan Covid-19. Namun, hingga saat ini belum terealisasi. Harga per kantong jenazah, kata dia, mencapai Rp 400–Rp 500 ribu. “Semoga saja tidak ada yang meninggal lagi. Karena stok kantong jenazah di BPBD sudah habis saat ini,” ucapnya.
Selain kantong jenazah, tutur dia, stok alat pelindung diri (APD) seperti masker N95, sepatu boot, dan sarung tangan sudah menipis di gudang BPBD. Sementara sekali penguburan pasien Covid-19 meninggal dunia, dibutuhkan minimal tiga lapis sarung tangan dan masker. “Kalau baju hazmat masih banyak. APD lainnya menipis,” jelasnya.
Tim pengubur pasien Covd-19 saat ini terpaksa menggunakan masker medis untuk mengubur jenazah pasien Covid-19. Sebab, stok masker N95 sudah menipis. “Iya mau tidak mau pakai masker medis dulu,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Berau Iswahyudi menyebut stok hazmat memang masih banyak, baik di Diskes maupun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai. “Begitu ada permintaan akan kami kasih, kalau kantong jenazah, kami usahakan,” singkatnya. (hmd/ind/k16)