Stok Kedelai Kaltim Dipastikan Aman

- Sabtu, 16 Januari 2021 | 11:20 WIB
Harga tahu dan tempe di Kaltim dipastikan tetap stabil. Sebab, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) memastikan stok kedelai yang menjadi bahan baku bahan makanan tersebut masih mampu memenuhi permintaan hingga dua bulan ke depan.
Harga tahu dan tempe di Kaltim dipastikan tetap stabil. Sebab, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) memastikan stok kedelai yang menjadi bahan baku bahan makanan tersebut masih mampu memenuhi permintaan hingga dua bulan ke depan.

SAMARINDA- Harga tahu dan tempe di Kaltim dipastikan tetap stabil. Sebab, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) memastikan stok kedelai yang menjadi bahan baku bahan makanan tersebut masih mampu memenuhi permintaan hingga dua bulan ke depan.

Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim Yadi Robyan Noor mengatakan, saat ini di Bumi Etam tidak terjadi kelangkaan kedelai. Sehingga produksi tahu dan tempe tidak terganggu. Pihaknya memastikan stok kedelai cukup aman hingga Februari mendatang. Kebutuhan kedelai di Kaltim per bulannya sebanyak 2.000 ton, sedangkan stok tersedia mencapai 4400 ton. “Berarti stok kedelai di Kaltim masih cukup hingga kebutuhan dua bulan,” jelasnya, (14/1).

Yadi menjelaskan, ketersediaan stok kedelai yang masih aman diharapkan tidak membuat para pelaku usaha tahu dan tempe di Kaltim panik. Karena isu-isu kelangkaan kedelai yang berada di Jawa tidak terjadi di Kaltim. Pihaknya juga meminta para pelaku usaha tahu dan tempe tidak mengambil kesempatan untuk menaikkan harga yang terlampau tinggi.

“Stok kedelai di Kaltim masih aman. Jadi, pembuat tahu dan tempe termasuk masyarakat tidak perlu panik,” katanya.

Namun, diakuinya saat ini ada sedikit kenaikan harga kedelai yang sudah terjadi sejak akhir Desember tahun lalu. Diduga kenaikan terjadi karena adanya aksi borong Tiongkok atas produk kedelai Amerika, dari sebelumnya 15 juta ton per bulan menjadi 30 juta ton. Dampaknya terjadi lonjakan harga kedelai hingga 100 persen di Pulau Jawa.

Sedangkan di Kaltim kenaikan masih tidak signifikan. Jika biasanya harga kedelai mencapai Rp 8.000 per kilogram, saat ini menjadi Rp 9.700 per kilogram. Hal tersebut membuktikan tidak terjadi perubahan signifikan dari stok yang tersedia. Kelangkaan produk biasanya akan membuat harganya di pasaran meningkat signifikan. Sehingga diperlukan ketersediaan yang mencukupi agar harga tidak meningkat.

“Saya pastikan stok kedelai di pasaran masih aman, agar tidak ada kenaikan harga pada komoditas yang menjadi bahan utama pembuatan tempe dan tahu ini. Kita berharap isu yang terjadi di Jawa tidak turut memengaruhi harga jual di Kaltim, sebab harga kita memang tidak terganggu,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X