Anak Berkreasi, Mampu Menyerap Ilmu Lebih Baik

- Sabtu, 16 Januari 2021 | 11:08 WIB

Guru harus berinovasi di masa pembelajaran daring. Melalui metode MIKIR (mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi), seorang guru mampu mengajak murid aktif dan terlibat langsung.

 

 

Tanoto Foundation selalu mengajak seluruh guru untuk membuat proses belajar mengajar jadi lebih menyenangkan. Tidak monoton. Tidak membosankan.

Itu pula yang diterapkan Anisa Surya, guru Kelas V di SD 009 Balikpapan Barat. Walaupun muridnya belajar dari rumah, Anisa ingin mereka tetap belajar dengan aktif dengan unsur MIKIR (mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi).

Sebelum pembelajaran dimulai, melalui grup WhatsApp yang telah dibuat, ia meminta semua siswa membaca buku tema delapan, yang membahas mengenai siklus air. Setelah selesai membaca, murid dapat bergabung atau login ke dalam link Zoom yang telah di-share.

“Anak-anak, tahukah kalian apa saja manfaat air bagi kehidupan manusia?,” tanya Anisa melalui Zoom.

Anak-anak muridnya pun mencoba menjawab, “Untuk minum, mandi, cuci tangan cuci baju, untuk hewan, dan tumbuhan juga, Bu,” demikian beberapa jawaban muridnya itu.

Sesuai tema pembelajaran daring yang dibawakan, yakni siklus air, para murid diharapkan memahami proses siklus air atau hidrologi dari atmosfer ke bumi hingga kembali ke atmosfer.

Kemudian, Anisa meminta muridnya kembali memerhatikan gambar cuaca yang sedang panas melalui layar Zoom. Dirinya telah menyiapkan gambar yang menampakkan matahari tengah menyinari bumi. Dan lalu air dari tumbuhan menguap atau yang disebut transpirasi. Anisa menjelaskan, air laut, sungai, danau menguap disebut evaporasi.

Setelah mengamati proses siklus air tersebut, Anisa meminta kembali kepada setiap murid agar membuat gambar atau prakarya tentang siklus air. Dirinya membebaskan murid-muridnya membangun kreativitasnya. Menggunakan barang atau bahan yang ada di rumah. Habibi, salah seorang muridnya berkreasi membuat siklus air dengan kardus, kapas, kertas lipat warna-warni, gunting, dan perekat kertas.

Dalam kardus siklus air milik Habibi, awan digambarkan dengan kapas-kapas. Rintik-rintik hujan digambarkan dari garis putus-putus, dan lansekap bumi, sungai laut, digambar dengan kertas lipat warna warni.

“Awalnya air laut, danau, atau sungai menguap ke atmosfer karena sinar matahari. Lalu terjadi kondensasi uap air berkumpul menjadi awan, dan terjadi resipitasi. Awan tidak sanggup lagi menahan uap air, lalu terjadi hujan. Air hujan meresap di dalam tanah dan lari ke laut, danau, atau sungai dan begitu seterusnya,” jelas Habibi menyampaikan hasil karyanya.

Anisa menuturkan, pembelajaran melalui daring biasanya diikuti 15-20 murid, dari 34 absensi. Murid yang tidak dapat mengikuti pembelajaran daring, mendapatkan lembar kerja (LK) melalui WA atau pesan berantai dari murid yang rumahnya saling berdekatan. Selain itu, murid yang tidak mempunyai gawai atau laptop, juga diberi kesempatan belajar tatap muka seminggu sekali selama 2 jam.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X