Bentuk Kekebalan, Kaltim Butuh 4,5 Juta Dosis Vaksin

- Jumat, 15 Januari 2021 | 13:12 WIB
Kaltim memerlukan jutaan dosis vaksin lagi agar terbentuk kekebalan kelompok atau herd immunity setelah vaksinasi Covid-19 dimulai Kamis (14/1). RAMA S
Kaltim memerlukan jutaan dosis vaksin lagi agar terbentuk kekebalan kelompok atau herd immunity setelah vaksinasi Covid-19 dimulai Kamis (14/1). RAMA S

SAMARINDA-Kaltim memerlukan jutaan dosis vaksin lagi agar terbentuk kekebalan kelompok atau herd immunity setelah vaksinasi Covid-19 dimulai Kamis (14/1). Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim Padilah Mante Runa mengatakan, untuk mencapai herd immunity, setidaknya 2,24 juta dari sekira 3,7 juta jiwa (proyeksi BPS Kaltim 2019) yang harus divaksin. Dengan demikian, provinsi ini setidaknya butuh 4,5 juta dosis vaksin. "Proses vaksinasi akan dilakukan empat tahap," katanya di sela-sela vaksinasi di Kegubernuran Kaltim.

Tahap 1, sambung dia, dengan waktu pelaksanaan Januari-April 2021. Sasaran vaksinasi Covid-19 adalah tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Tahap 2 dengan waktu pelaksanaan juga Januari-April 2021. Sasaran vaksinasi Covid-19 di tahap ini adalah petugas pelayanan publik, seperti TNI, Polri, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya yang meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal, perbankan, perusahaan listrik negara, dan perusahaan daerah air minum, serta petugas lain yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat. 

Kemudian, kelompok usia lanjut lebih dari 60 tahun, akan divaksinasi menunggu ketetapan dari Kementerian Kesehatan dan menunggu informasi keamanan vaksin untuk usia tersebut. Adapun tahap 3 dengan waktu pelaksanaan April 2021 hingga Maret 2022, sasarannya adalah masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi. Kemudian, tahap 4 dengan waktu pelaksanaan April 2021 hingga Maret 2022, sasarannya adalah masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya, dengan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin.

Padilah mengatakan, selain kesediaan vaksin dan kemauan masyarakat, ada tantangan lain dalam proses vaksinasi ini. Seperti yang terjadi pada vaksinasi perdana kemarin yang secara simbolis dihadiri sepuluh tokoh Kaltim. Enam orang terpaksa ditunda vaksinasinya. Pasalnya, tekanan darah para tokoh tersebut di atas standar yang ditentukan.

Pada proses vaksinasi, sedianya Sekprov Kaltim M Sa'bani yang mesti divaksin dahulu. Namun, tekanan darah Sa'bani di atas 140/90 mmhg. Sehingga, dia pun diminta beristirahat dahulu. Kemudian, giliran Wakil Ketua DPRD Kaltim M Samsun. Setelah pemeriksaan kesehatan di meja dua, Samsun ternyata memenuhi syarat kesehatan. Sehingga, Samsun pun menjadi orang pertama yang divaksin di Kaltim pada pukul 09.35 Wita.

"Alhamdulillah, tadi sudah vaksin. Ini untuk meyakinkan masyarakat juga, bahwa vaksin aman. Biasanya tekanan saya ini rendah tapi tadi normal," kata Samsun usai vaksin.

Sementara itu, Pangdam VI Mulawarman Mayjen Heri Wiranto pun juga awalnya tak bisa langsung divaksin karena tekanan di atas standar. Sementara Kapolda Kaltim Herry Rudolf Nahak bisa memenuhi syarat, sehingga 10 menit kemudian Kapolda pun divaksin mengikuti jejak Samsun. Pun begitu dengan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim dokter Nataniel Tandirogang. Ketua Tim Vaksin Yuli Amalia menjelaskan, sepuluh tokoh tersebut, enam di antaranya tidak bisa lolos karena hipertensi. "Ada ambang batas tekanan darah yang tidak boleh dilewati," ucap Yuli.

Pangdam mengatakan, awalnya dia sempat ada catatan. Namun, setelah beristirahat dan observasi lebih lanjut, akhirnya dia memenuhi syarat untuk vaksin. "Sejauh ini baik-baik saja. Saya meyakini, vaksin bakal mencegah Covid-19. Kita ajak masyarakat buat ikut vaksin. Sejauh ini saya bugar saja," katanya. "Apa yang kita lakukan hari ini, semoga bisa menghilangkan keraguan dampak negatif vaksin," sambung kapolda. Sementara itu, Sekprov Kaltim M Sa'bani yang akhirnya bisa divaksin mengatakan walau tekanannya sempat naik, dia bisa langsung divaksin. Menurutnya, dia hanya gugup, namun akhirnya dia bisa mengatasi rasa gugup, sehingga tekanan darahnya pun normal.

"Sebentar lagi ada pendaftaran online untuk vaksin. Semoga semua masyarakat bisa mendaftarkan diri," ucap dia. Dijelaskan Direktur Utama RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda David H Masjhoer, salah satu alasan tekanan darah menjadi salah satu yang diperiksa, karena jika proses vaksin dilakukan pada orang dengan tensi lebih dari 140/90 mmhg, ada risiko efek penyuntikan. "Jadi, efek penyuntikan, bukan efek vaksinnya. Seperti nyeri begitu," kata David. Dia menjelaskan, pada prinsipnya vaksinasi memberikan virus di dalam tubuh. Sebuah kuman yang sudah dimatikan. Sehingga diharapkan tidak menimbulkan infeksi. Hanya, tubuh masih mengenali kuman tersebut, sehingga menjadi antibodi yang diharapkan sebenarnya.

"Nah, untuk terbentuknya antibodi ini tubuh harus tetap kondisi fit. Ada kondisi tentu dimana tubuh tidak bisa menerima antibodi karena kurang fit. Salah satunya auto imun, penyakit darah, gangguan ginjal itu adalah yang membentuk imun," jelasnya.

Sementara itu, yang membuat para tokoh ini ditunda vaksinnya adalah hipertensi. Di Kaltim, salah satu penyakit tidak menular yang paling banyak diidap masyarakat adalah hipertensi. Bersama diabetes penyakit ini kerap menduduki puncak tertinggi kasus penyakit tidak menular (PTM) di Kaltim. 

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Nataniel Tandirogang menjelaskan, sejauh ini belum ada data riil soal vaksin terhadap mereka yang memiliki penyakit penyerta, termasuk hipertensi. Dia menambahkan, perkembangannya nanti akan dibuat kriteria hipertensi tersebut.  "Jadi, mungkin nanti ada kriteria mana yang memungkinkan bisa divaksin, mana yang tidak," jelasnya.

Selain di Kegubernuran Kaltim, vaksinasi juga digelar di Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda. Kegiatan ini diikuti sekitar 17 pejabat lintas sektoral, tokoh agama dan masyarakat serta sebagian staf protokol. Kegiatan serupa digelar serentak pada puluhan fasilitas kesehatan (faskes) negeri dan swasta yang sudah terverifikasi Dinas Kesehatan (Diskes) Samarinda. Pada vaksinasi gelombang pertama ini, Samarinda mendapat vaksin 12.960 dosis yang rencananya diberikan kepada sekitar 6.355 tenaga kesehatan (nakes). Setiap orang nantinya mendapat dua dosis vaksin Covid-19 secara berjenjang, yang tahap kedua terjadwal Kamis (28/1) di Puskesmas Segiri.

Salah satu penerima vaksin, Pastor Petrus Prilion mengaku bangga mendapat kesempatan awal ini. Meskipun sebelumnya dia sudah menerima SMS untuk melakukan verifikasi ulang pendaftaran penerimaan vaksinasi, namun tidak menyangka mendapatkan undangan dari pemkot. "Setelah ini kami akan menyampaikan kepada umat Katolik di Samarinda untuk tidak takut menjalani vaksinasi. Dengan begini, menjadi bukti partisipasi dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19," katanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X