PROKAL.CO,
Dakwah-dakwahnya yang sejuk juga mewujud dalam laku keseharian Syekh Ali Jaber. Pesan-pesan persaudaraannya pun menggaung sampai ke para pemeluk agama lain.
NASI kebuli menjadi sajian wajib tiap kali Mahfud MD bertandang ke kediaman Syekh Ali Jaber. Makanan khas Arab itu memang kegemaran sang sahibul hayat, selain durian.
Kali terakhir mereka bertemu, Syekh Ali juga menghadiahi Mahfud buku-buku doa, tasbih, dan parfum dari Timur Tengah. Selain itu, pria kelahiran Madinah, Arab Saudi, 44 tahun silam tersebut punya panggilan sendiri untuk menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) tersebut: ayahanda atau guru. “Itu karena beliau orangnya rendah hati,” kenang Mahfud.
Kedekatan itulah yang membuat Mahfud sangat kehilangan begitu mendengar kabar berpulangnya ulama karismatik dengan dakwah yang selalu meneduhkan tersebut, (13/1). “Dakwah beliau menyejukkan. Berkenaan dengan persaudaraan yang bukan hanya antarumat Islam atau antar-orang Indonesia. Melainkan juga persahabatan antar-manusia,” katanya.
Syekh Ali meninggal di Rumah Sakit (RS) Yarsi, Jakarta, karena sakit paru-paru. Dirut RS Yarsi Anggi Erlina menyatakan, Syekh Ali Jaber dirawat dalam keadaan terpapar Covid-19. Dia pun mendapat perawatan selama 19 hari di sana.