Gempa di Sulbar Terasa di Kaltim, Banjir Besar di Kalsel

- Jumat, 15 Januari 2021 | 12:02 WIB
Salah satu bangunan rusak parah akibat gempa di Majene, Sulbar. Gempa ini juga terasa di Kaltim.
Salah satu bangunan rusak parah akibat gempa di Majene, Sulbar. Gempa ini juga terasa di Kaltim.

BALIKPAPAN-Gempa bumi mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) kemarin (14/1). Getaran lindu bermagnitudo 5,9 dan 4,9 itu terasa di sejumlah daerah di Kaltim. Seperti Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU) hingga Paser.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I SAMS Sepinggan, Balikpapan Erika Mardiyanti menjelaskan, berdasarkan keterangan resmi yang disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno, gempa tektonik yang mengguncang Majene itu, terjadi dua kali itu.

Yakni sekitar pukul 13.35 WIB (14.35 Wita) bermagnitudo 5,9 dengan episenter koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT. Atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 4 kilometer arah barat laut Majene, pada kedalaman 10 kilometer.

Lalu gempa susulan terjadi pada pukul 14.00 WIB (15.00 Wita) dengan magnitudo maksimum 4,9. Yang juga dirasakan masyarakat Kaltim. “Di Balikpapan dirasakan dengan skala II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang). Dan laporan dari Tanah Grogot (Paser) dirasakan dengan skala II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang),” bebernya kepada Kaltim Post kemarin.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Mudjianto menambahkan, masyarakat pesisir Kaltim di Balikpapan, PPU, dan Paser merasakan getaran lindu tersebut. Menurut laporan yang diterimanya, beberapa gedung perkantoran di Kota Minyak merasakan getaran akibat gempa tersebut. Di antaranya, di Kantor PLN Area Balikpapan, Gedung BRI Cabang Balikpapan, dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan di Kelurahan Klandasan Ulu, Kecamatan Balikpapan Kota.

Kemudian di Jalan Sepaku, Kelurahan Baru Tengah dan SMA 3 Balikpapan di Kelurahan Baru Ulu, Kecamatan Balikpapan Barat. Lalu sekitaran kawasan pesisir PPU di Kecamatan Penajam dan Kecamatan Tana Grogot di Paser. “Jadi, getarannya dirasakan, terutama yang ada di pesisir pantai Balikpapan Timur, Balikpapan Selatan, Balikpapan Kota, hingga pesisir pantai di Grogot (Paser),” papar dia.

Dia melanjutkan meski sempat membuat masyarakat yang berada di dalam gedung lari ke luar, getaran akibat gempa tersebut dirasakan dengan durasi yang sangat singkat. Tak mencapai satu menit. “Hitungannya hanya sesaat detik. Kira-kira 5 sampai 10 detik saja,” terang Mudjianto.

Berdasarkan laporan resmi dari BMKG, gempa tektonik di Majene tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Dampak guncangan gempa tersebut dirasakan di daerah Polewali dengan getaran IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), lalu di Mamuju dan Majene dengan IV MMI (bila siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Mamuju Utara dan Mamuju Tengah III-IV MMI, Toraja dan Mamasa III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Kemudian di Pinrang, Poso, Pare-Pare dan Wajo II-III MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).

BALITA TEWAS

Sementara itu, bencana juga mengguncang Kabupaten Banjar, Kalsel kemarin. Bahkan disebut-sebut sebagai banjir terburuk dalam sejarah. Betapa tidak, mobilitas Martapura dan sekitarnya terhambat. Kantor-kantor pemerintahan tutup. Jembatan ambruk di Kiram. Pasar Martapura terendam. Rumah warga ada yang hanyut. Harta benda sulit diselamatkan.

Selain itu, banyak laporan bahwa tambak ikan rusak, keramba apung hanyut. RSUD Ratu Zalecha Martapura menampung korban banjir yang diserang binatang berbisa. Ribuan masyarakat mengungsi ke Masjid Al Karomah Martapura dan Stadion Demang Lehman atau aula kecamatan. Meninggalkan rumah mencari perlindungan karena tinggi air mencapai hampir 1 meter.

Jalan provinsi di Martapura Lama atau Kertak Baru ikut terendam. Evakuasi ribuan warga hanya bisa menggunakan kendaraan berdimensi besar dengan ground clearance tinggi. Hilir mudik truk dan kendaraan khusus off road mengangkut masyarakat korban banjir. Penerangan sejak kemarin malam sudah diputus PLN dan layanan air bersih terhenti swedangkan jaringan internet terganggu.

Banjir melanda Kecamatan Pengaron, Simpang Empat, Mataraman, Astambul, Karang Intan, Martapura Kota, Martapura Timur, Martapura Barat, Gambut, dan Sungai Tabuk. Banjir merendam rumah penduduk lebih lama dari biasanya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X