DEMI menghilangkan jejak dan tak ketahuan petugas, para pelaku peredaran narkotika tak kehabisan akal saat menjalankan aksi. Seperti yang dilakukan Yulianto, menyembunyikan kristal mematikan di lubang dubur.
Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Rencana warga Bontang itu masuk radar kepolisian. Di Jalan Hasan Basri, Kecamatan Sungai Pinang, pria 40 tahun itu dihentikan petugas. Melihat gelagat mencurigakan, polisi menggeledah seluruh barang bawaan Yulianto. Termasuk motor Honda Grand KT 4709 DD. "Saat digeledah awalnya bersih. Terus kami coba periksa badannya," ujar Kanit Sidik Satresnarkoba Polresta Samarinda Iptu Abdillah Dalimunthe. Saat diminta melepas celana, terlihat tisu yang terselip di dubur.
Di balik balutan tisu, petugas mendapati satu paket sabu-sabu seberat 10,35 gram. Yulianto mengaku hanya diminta mengantarkan dari orang yang tak dikenal. Dijanjikan upah jika berhasil mengantarkan. "Pengakuannya sudah beberapa kali jadi kurir. Enggak kenal juga sama orang yang suruh," jelasnya.
Tak lama, Satuan Polairud Polresta Samarinda juga meringkus pengedar kristal mematikan. Bukan pemain baru, melainkan residivis yang baru keluar dari kerangkeng besi dua bulan lalu, yakni Ismail (21).
Pasarnya masih sama seperti sebelum dijebloskan ke bui. Mengedarkan sabu-sabu di perairan Sungai Mahakam. Aksi pria yang bermukim di Jalan Perniagaan, Samarinda Ulu, itu akhirnya terungkap. Ismail diringkus saat menunggu pelanggannya di dermaga.
Dari tangan pelaku, polisi mendapati enam paket sabu-sabu siap edar, dan uang hasil penjualan kristal mematikan. Kepada petugas, Ismail kembali berjual setelah keluar dari jeruji besi.
"Pengungkapan merupakan pengembangan kegiatan tes urine dan pengecekan rutin terhadap awak kapal dan penumpang di Pelabuhan Mahakam Ulu. Ternyata ada awak kapal yang positif, kemudian dikembangkan dan akhirnya mengarah ke pelaku," singkat Kasat Polair Polresta Samarinda AKP Iwan Pamuji. (*/dad/dra/k8)