Trump Resmi Cetak Sejarah, Dimakzulkan Lagi, Proses Senat Menanti

- Jumat, 15 Januari 2021 | 10:52 WIB
Dewan Perwakilan Amerika Serikat resmi memakzulkan Presiden Donald Trump. Ini adalah pemakzulan kedua dalam satu kali masa jabatannya.
Dewan Perwakilan Amerika Serikat resmi memakzulkan Presiden Donald Trump. Ini adalah pemakzulan kedua dalam satu kali masa jabatannya.

WASHINGTON DC– Dewan Perwakilan Amerika Serikat resmi memakzulkan Presiden Donald Trump. Ini adalah pemakzulan kedua dalam satu kali masa jabatannya. Kali ini prosesnya berjalan mulus dengan dukungan beberapa anggota Republik. Trump pun diingatkan orang-orang dekat untuk menanti gelombang gugatan dalam waktu dekat.

Sidang pemungutan suara pada Rabu waktu AS (13/1) berjalan dengan pengamanan ketat. Tentara Garda Nasional berjaga di dalam ruangan dan area sekitar Gedung Capitol. Ketua DPR AS Nancy Pelosi memerintahkan pemasangan gerbang pendeteksi metal. Beberapa politikus Republik sempat memprotes langkah tersebut. ”Ini omong kosong. Ancaman sebenarnya bukan datang dari dalam gedung,” tegas anggota Dewan Perwakilan AS Rodney Davis sebagaimana yang dilansir NBC News.

Meski diwarnai keluhan, mosi dari Demokrat berhasil lolos. Proposal untuk memakzulkan presiden ke-45 itu mendapat dukungan dari 232 anggota. Suara penolakan mencapai 197 suara. Di antara para pendukung, ada 10 anggota partai gajah yang menyeberang. Liz Cheney, Adam Kinzinger, Jaime Herrera Beutler, dan John Katko menepati janji mereka untuk meloloskan resolusi tersebut. Bahkan, Tom Rice yang mewakili South Carolina, salah seorang pendukung Trump, ikut menyokong proposal tersebut. ”Saya sudah mendukung presiden ini saat suka dan duka. Namun, aksi kali ini tak bisa dimaafkan,” ungkapnya menurut NPR.

Trump pun menjadi satu-satunya kepala negara AS yang dimakzulkan dua kali. Pemakzulan pertama terjadi pada Desember 2019 terkait percakapan dengan presiden Ukraina untuk mencari borok Joe Biden. Ketika itu hampir seluruh politikus Republik melawan sekuat tenaga.

Pemakzulan kali ini menggunakan argumen kerusuhan di Gedung Capitol, 6 Januari lalu. Pelosi menyatakan bahwa Trump memulai pemberontakan dengan mengumpulkan massa dan menyuruhnya menyerbu gedung Kongres. ”Dia harus pergi. Dia berbahaya bagi bangsa ini,” ujarnya menurut Associated Press.

Beberapa politikus mempertanyakan apa gunanya memakzulkan presiden di akhir masa jabatan. Soal itu, Trump bukan yang pertama. Pada 1876, Menteri Peperangan William Belknap dimakzulkan beberapa jam setelah mengundurkan diri.

Bila dibandingkan dengan proses pertama, Trump layak resah dengan pemakzulan kali ini. Sebab, beberapa tokoh Republik di Senat, termasuk pemimpin Senat Mitch McConnell, dikabarkan terbuka untuk meloloskan resolusi tersebut. Senat adalah lembaga penentu pemakzulan. Majelis tinggi AS itu berwenang melengserkan presiden atau mencegahnya menjadi calon presiden pada masa depan.

Akhirnya, Trump mengeluarkan video pernyataan setelah sidang putusan. Dia kembali meminta massa beraksi damai tanpa menyebut pemakzulan. ”Seperti kalian semua, saya terkejut dan sedih dengan musibah di Capitol pekan lalu. Tidak ada pendukung saya yang boleh melawan aparat,” katanya.

Menurut orang dalam, Trump membuat pernyataan tersebut setelah mendapatkan nasihat dari pengacara dan orang-orang dekat. Mereka menuturkan, meski Trump bebas dari jerat kriminal, masyarakat bisa mengajukan gugatan sipil yang bakal membuat dompet Trump terkuras. Mereka mencontohkan kasus pembunuhan yang dilakukan O.J. Simpson. Meski dinyatakan tidak bersalah, mantan atlet football itu harus membayar USD 35 juta (Rp 491 miliar) akibat gugatan sipil.

Sementara itu, Kongres juga sedang diributkan dengan isu lain pasca kerusuhan. Kabarnya, beberapa politikus Republik berkoordinasi dengan penyelenggara demo sebelum merangsek ke gedung. Ali Alexander, pemimpin gerakan Stop the Steal, mengaku merencanakan demo dengan anggota Kongres Paul Gosar, Andy Biggs, dan Mo Brooks. ”Sebaiknya mereka segera menyewa pengacara,” tutur Charlie Dent, mantan anggota Kongres dari Republik, kepada CNN.

Anggota Dewan Perwakilan Mikie Sherrill bahkan sempat mengungkapkan bahwa satu politikus Republik mengundang masuk beberapa demonstran sehari sebelum demo. Dia menjelaskan bahwa mereka datang untuk memetakan bangunan dan merencanakan penyerbuan. Sampai saat ini, Sherrill belum menyebut nama politikus yang dimaksud. (bil/c14/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X