Pasien Isolasi Penuh Akibat Kelamaan Tunggu Hasil Swab, Dorong Pemkab Punya Alat PCR

- Jumat, 15 Januari 2021 | 09:28 WIB
Wadah yang disiapkan sebagai tempat isolasi.
Wadah yang disiapkan sebagai tempat isolasi.

Kasus Covid-19 di Penajam Paser Utara (PPU) semakin mengkhawatirkan, sayang belum ada langkah pengadaan alat swab polymerase chain reaction (PCR) untuk mempercepat penanganan pandemi.

 

PENAJAM - Kondisi peningkatan virus corona atau Covid-19 di Penajam Paser Utara (PPU) menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat. Mulai TNI, Polri termasuk anggota DPRD PPU.

Mereka prihatin atas meluasnya serta tingginya tingkat infeksi di daerah ini. Karena hingga saat ini sudah 443 orang pasien positif. Perinciannya, 342 sembuh 84 masih positif, dan 17 meninggal dunia. Wakil Ketua I DPRD PPU Hartono Basuki mengatakan, situasi pandemi tahap kedua saat ini sangat luar biasa. Legislatif pun terus berupaya melakukan pengendalian, dengan terus melakukan sosialisasi, bahkan mempertegas peraturan bupati.

"Memang kondisinya saat ini terus meningkatkan, bahkan di rumah sakit dan tempat isolasi semakin penuh maka harus jadi perhatian," sebutnya.

Dia menilai, kondisi ruang isolasi yang terus meningkat, lantaran pasien harus menunggu hasil swab polymerase chain reaction (PCR) yang memakan waktu berhari-hari. Walhasil terjadi penumpukan pasien yang terkonfirmasi reaktif dan harus menunggu hasil swab-nya.

"Sementara mereka menumpuk di tempat isolasi. Hasil swab harus ditunggu hingga enam hari, karena sampel mereka dikirim ke Samarinda," ungkapnya. Tak pelak, kondisi tersebut membuat DPRD PPU mendorong pemerintah untuk melakukan pengadaan alat PCR, yang dilengkapi dengan swab dan antigen.

"Kalau punya Lab PCR sendiri maka hasil pasien yang reaktif dapat segera diketahui dalam waktu 6-8 jam saja. Dan tentunya akan lebih mempercepat masyarakat untuk mendapat kepastian dari kondisi mereka yang sebenarnya," harap Hartono.

Masyarakat yang memang tidak terpapar virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut pun bisa langsung dipulangkan, tanpa harus menginap. Dengan demikian dipastikan tidak akan terjadi penumpukan atau antre masyarakat menanti hasil swab mereka dari Samarinda.

"Alat PCR pun sebenarnya tidak harus beli, tapi bisa dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Karena memang ada beberapa perusahaan farmasi yang menawarkan jasa kerja sama. Nah, ini perlu dipelajari, saya kira pihak pemerintah melalui SKPD-nya bisa mempelajari itu," sebutnya.

Pun bila harus beli dalam waktu dekat, legislatif mengaku siap diajak diskusi terkait dengan mekanisme pengadaan alat PCR tersebut. "Karena kondisi urgen saya kira harus secepatnya," pungkas Hartono.

Senada, Komandan Kodim 09/13 PPU Letkol Dharmawan Setyo Nugroho sebelumnya mengatakan, hasil swab PCR yang baru keluar sepekan menjadi kendala tersendiri. Bukan hanya untuk mengetahui pasien positif, tapi untuk bisa dinyatakan negatif setelah masa isolasi perlu diketahui lewat tes PCR.

"Jadi, pasien yang seharusnya selesai masa isolasi harus menunggu lagi, hingga swab," paparnya.

Pernah dirinya menanyakan ke Dinas Kesehatan PPU. Mengapa terjadi kenaikan pasien positif. Ternyata akibat keterlambatan hasil PCR. “Karena memang kalau tidak mengirim hasil swab-nya ke Balikpapan ya, ke Samarinda. Kendalanya memang kita tidak punya alat sendiri, sehingga perlu waktu," sambung perwira TNI berpangkat melati dua itu. (asp/rdh/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X