Giliran Sekprov, Pangdam dan Kapolda yang Divaksin Hari Ini

- Kamis, 14 Januari 2021 | 09:00 WIB
M Sabani
M Sabani

SETELAH Presiden Joko Widodo divaksin Covid-19, kemarin (13/1), di Istana Negara, giliran 10 tokoh di Kaltim yang bakal disuntik hari ini. Namun, kepastian mereka bakal benar-benar divaksin atau tidak, bergantung dengan hasil penapisan hari ini. Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padilah Rante Muna menjelaskan, alur vaksinasi dibagi dalam beberapa tahapan.

Dimulai dari peserta vaksin mendatangi meja pertama untuk melakukan pendaftaran dan pemberian informasi. Lalu, melanjutkan ke meja kedua untuk penapisan atau pemeriksaan kesehatan. Dalam pemeriksaan tersebut ada beberapa kriteria kesehatan. Kondisi kesehatan pada saat hari H vaksin sangat menentukan bisa langsung divaksin atau tidak. "Jadi kita baru tahu, yang divaksin perdana ini, bisa divaksin atau tidak, pas hari H," kata Padilah.

Dia melanjutkan, vaksin Sinovac yang akan disuntikkan sudah dipastikan aman. Untuk itu, vaksinasi akan disiarkan secara langsung melalui sosial media yang dimiliki Pemprov Kaltim. Di sisi lain, dalam SK Juknis Pelaksanaan Covid-19, selain mereka sudah memenuhi syarat penerima vaksin seperti tidak pernah positif Covid-19 atau mengidap beberapa penyakit tertentu, ada beberapa hal yang tetap jadi penentu. Seperti apabila berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin sedang demam, atau lebih dari 37,5 derajat celsius, vaksinasi ditunda sampai pasien sembuh dan terbukti bukan menderita Covid-19.

Lalu dilakukan screening ulang pada saat kunjungan berikutnya. Kemudian, apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil lebih 140/90, maka vaksinasi tidak diberikan. Untuk penderita diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5 persen dapat diberikan vaksinasi. Jika menderita salah satu penyakit paru, seperti TBC, asma, atau PPOK, vaksinasi ditunda sampai kondisi pasien terkontrol baik. Setelah proses pemeriksaan kesehatan selesai dan calon penerima vaksin dinyatakan memenuhi syarat, penerima vaksin beralih ke meja tiga untuk diberikan vaksin.

Kemudian ke meja empat untuk dilakukan penginputan data termasuk nomor batch vaksin yang disuntikkan serta pemberian kartu vaksinasi. Setelah empat proses dilalui, penerima vaksinasi akan dilakukan observasi selama 30 menit untuk mengetahui apakah ada reaksi setelah pemberian vaksinasi. Masih dalam Juknis Pelaksanaan Vaksin Covid-19, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19 diperkirakan hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut mulai reaksi lokal. Di antaranya, nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan dan reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis. Lalu, reaksi sistemik seperti, demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, dan sakit kepala.

Sementara itu, tokoh yang bakal divaksin pertama di Kegubernuran Kaltim adalah Sekprov M Sa'bani, Pangdam VI Mulawarman Heri Wiranto, Kapolda Kaltim Herry Rudolf Nahak, Wakil Ketua DPRD Kaltim M Samsun, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Nataniel Tandirogang, Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda David H Masjhoer, dan beberapa perwakilan instansi vertikal lain. Vaksin ini akan difasilitasi oleh tenaga kesehatan dari RSUD AWS.

Direktur AWS David H Masjhoer mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan lima petugas yang sudah dilatih. Tim ini dipimpin oleh dokter Yuli Amalia. Empat petugas lain adalah para perawat. Sedangkan satu-satunya dokter yaitu dokter Yulia Maria yang bakal bertugas menyuntikkan vaksin ke tubuh para petinggi Kaltim tersebut. Bakal mendapat vaksin Covid-19, Sa'bani mengaku tidak ada persiapan khusus. Makan dan minumannya tidak ada berubah. "Minuman saya biasa, mengonsumsi madu dan jeruk serta minum Energen," kata Sa'bani. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kaltim Samsun mengatakan sudah sangat meyakini bahwa proses vaksinasi akan berjalan aman dan lancar.

Tak punya persiapan khusus Samsun menjelaskan, dia hanya akan sarapan sebelum berangkat. "Jam setengah sembilan saya sudah di sana (Kegubernuran Kaltim)," kata Samsun. Selain di Kegubernuran, vaksinasi hari ini di Kaltim dilaksanakan di Pemkot Samarinda. Sementara itu, Pemkab Kukar akan dilakukan pada Jumat (15/1). Sehari sebelum vaksinasi di Samarinda, sejumlah masalah mencuat. Terutama pada pendataan yang tidak jelas. Dalam hal ini semua sistem dikendalikan oleh pusat sehingga daerah tidak mengetahui siapa-siapa yang berhak menerima vaksin tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Samarinda dr Osa Rafshodia menuturkan, hingga saat ini, pihaknya tidak punya data detail siapa saja penerima vaksin. "Kami tidak mengetahui siapa yang mendapat SMS notifikasi undangan atau daftar ulang untuk melakukan vaksin. Padahal jika sistem berjalan baik, penerima SMS yang sudah mendaftar ulang seharusnya menerima kode bar, yang bisa jadi menyatakan dirinya adalah penerima vaksin yang telah memenuhi persyaratan," ungkapnya, Rabu (13/1).

 "Bahkan kami sendiri yang sudah menerima SMS dan mendaftar ulang, belum kunjung dapat kode bar. Makanya kami mengimbau kepada nakes (tenaga kesehatan) yang ada di faskes-faskes untuk bisa menunggu sampai batas waktu pemberian dosis kedua pada 28 Januari mendatang," sambungnya. Meski demikian, dia mengaku tetap akan menyuntikkan vaksin secara simbolis sebagai perwakilan Dinas Kesehatan bersama dengan intensitas vertikal dan tokoh masyarakat hari ini di Rumah Jabatan Wali Kota Samarinda. Pihaknya juga akan mengarah pendataan manual terhadap siapa-siapa yang telah melakukan vaksinasi.

"Karena sistemnya terpusat, kami tidak punya data. Tetapi dengan pendataan ini bisa saja diperoleh kelebihan data vaksin karena tidak semua nakes layak menerima vaksin," ucapnya. Dia menambahkan, para penerima vaksin juga akan melewati serangkaian tes uji kelayakan termasuk merujuk pada rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI). "Penjaringan akan lebih ketat lagi dengan memerhatikan penyakit bawaan orang tersebut layak tidaknya menerima vaksin. Kerena jika tidak layak maka gugur persyaratan menerima vaksin," singkatnya.

Ditemui terpisah, Plt Kepala Diskes Samarinda dr Ismid Kusasih menyebutkan, sudah mengundang 20 penjabat pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama. "Semua proses kami ikuti dari arahan pusat. Jika nantinya ada reaksi berlebihan, tim tenaga kesehatan dan ambulans juga sudah siaga. Tetapi, insyaallah semua aman karena vaksin Sinovac sudah melalui uji halal dari majelis ulama Indonesia (MUI) dan persentase efikasi 65,3 persen dari BBPOM, bahkan lebih tinggi dari rekomendasi WHO sekitar 50 persen," tuturnya. (dns/nyc/riz/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X