PROKAL.CO,
SETELAH Presiden Joko Widodo divaksin Covid-19, kemarin (13/1), di Istana Negara, giliran 10 tokoh di Kaltim yang bakal disuntik hari ini. Namun, kepastian mereka bakal benar-benar divaksin atau tidak, bergantung dengan hasil penapisan hari ini. Kepala Dinas Kesehatan Kaltim Padilah Rante Muna menjelaskan, alur vaksinasi dibagi dalam beberapa tahapan.
Dimulai dari peserta vaksin mendatangi meja pertama untuk melakukan pendaftaran dan pemberian informasi. Lalu, melanjutkan ke meja kedua untuk penapisan atau pemeriksaan kesehatan. Dalam pemeriksaan tersebut ada beberapa kriteria kesehatan. Kondisi kesehatan pada saat hari H vaksin sangat menentukan bisa langsung divaksin atau tidak. "Jadi kita baru tahu, yang divaksin perdana ini, bisa divaksin atau tidak, pas hari H," kata Padilah.
Dia melanjutkan, vaksin Sinovac yang akan disuntikkan sudah dipastikan aman. Untuk itu, vaksinasi akan disiarkan secara langsung melalui sosial media yang dimiliki Pemprov Kaltim. Di sisi lain, dalam SK Juknis Pelaksanaan Covid-19, selain mereka sudah memenuhi syarat penerima vaksin seperti tidak pernah positif Covid-19 atau mengidap beberapa penyakit tertentu, ada beberapa hal yang tetap jadi penentu. Seperti apabila berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin sedang demam, atau lebih dari 37,5 derajat celsius, vaksinasi ditunda sampai pasien sembuh dan terbukti bukan menderita Covid-19.
Lalu dilakukan screening ulang pada saat kunjungan berikutnya. Kemudian, apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil lebih 140/90, maka vaksinasi tidak diberikan. Untuk penderita diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan HbA1C di bawah 58 mmol/mol atau 7,5 persen dapat diberikan vaksinasi. Jika menderita salah satu penyakit paru, seperti TBC, asma, atau PPOK, vaksinasi ditunda sampai kondisi pasien terkontrol baik. Setelah proses pemeriksaan kesehatan selesai dan calon penerima vaksin dinyatakan memenuhi syarat, penerima vaksin beralih ke meja tiga untuk diberikan vaksin.
Kemudian ke meja empat untuk dilakukan penginputan data termasuk nomor batch vaksin yang disuntikkan serta pemberian kartu vaksinasi. Setelah empat proses dilalui, penerima vaksinasi akan dilakukan observasi selama 30 menit untuk mengetahui apakah ada reaksi setelah pemberian vaksinasi. Masih dalam Juknis Pelaksanaan Vaksin Covid-19, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19 diperkirakan hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala tersebut mulai reaksi lokal. Di antaranya, nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan dan reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis. Lalu, reaksi sistemik seperti, demam, nyeri otot seluruh tubuh (myalgia), nyeri sendi (atralgia), badan lemah, dan sakit kepala.
Sementara itu, tokoh yang bakal divaksin pertama di Kegubernuran Kaltim adalah Sekprov M Sa'bani, Pangdam VI Mulawarman Heri Wiranto, Kapolda Kaltim Herry Rudolf Nahak, Wakil Ketua DPRD Kaltim M Samsun, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Nataniel Tandirogang, Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda David H Masjhoer, dan beberapa perwakilan instansi vertikal lain. Vaksin ini akan difasilitasi oleh tenaga kesehatan dari RSUD AWS.