Republik Pertimbangkan Cerai dengan Trump

- Kamis, 14 Januari 2021 | 11:37 WIB
Donald Trump
Donald Trump

WASHINGTON DC– Persentase lolosnya pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus meningkat. Para elite Republik makin tergoda untuk menghapus sejarah mereka dengan presiden ke-45 itu.

Selasa (12/1), anggota Dewan Perwakilan Republik Liz Cheney menjadi tokoh Republik dengan jabatan tertinggi yang tegas mendukung pemakzulan. Menurut dia, Trump pantas diusir dari dunia politik AS selamanya. Pernyataan itu terbilang kuat, mengingat kedudukan Cheney di Dewan Perwakilan AS adalah tertinggi ketiga.

’’Dia (Trump, Red) mengundang massa ini, mengumpulkan mereka, dan membakar amarah mereka. Tidak ada pengkhianatan presiden yang lebih besar dari ini,’’ ucap putri mantan Wakil Presiden AS Dick Cheney tersebut kepada BBC.

Selain Cheney, ada tiga anggota Dewan Perwakilan AS yang mendukung proposal pemakzulan dari Demokrat. Yakni, Jaime Herrera Beutler, John Katko, dan Fred Upton. Media melaporkan, kemungkinan resolusi itu untuk lolos di lembaga yang dipimpin Nancy Pelosi tersebut sangat besar. Apalagi, Kevin McCarthy, pemimpin Republik di majelis rendah, tak memakai wewenangnya untuk memaksa anak buah menolak mosi itu. ’’Salah satu tugas kami ialah membuat lembaga eksekutif mempertanggungjawabkan kelakuan mereka. Negara selalu menjadi nomor satu,’’ ungkap Katko.

Yang jadi masalah adalah senat. Tidak ada mayoritas di lembaga tinggi tersebut. Untuk meloloskan mosi pemakzulan di majelis tinggi, dibutuhkan dukungan dari dua pertiga anggota dewan perwakilan. Dengan situasi sekarang, mosi itu memerlukan 17 suara dari Republik.

Yang mengagetkan, New York Times melansir, sudah ada 20 senat Republik yang terbuka dengan opsi tersebut. Bahkan, Mitch McConnell dikabarkan senang karena Demokrat mengajukan pemakzulan. Sebab, dia saat ini mempertimbangkan untuk memutuskan hubungan dengan Trump, mengingat ulahnya beberapa bulan terakhir.

Senat bisa saja menggunakan dasar pemakzulan itu untuk mencegah Trump mencalonkan diri pada 2024. Memang, Trump menyatakan keinginannya untuk kembali ikut pilpres saat mengunjungi Texas. Kemunculan Trump itu disertai aksi berkilah bahwa kerusuhan 6 Januari lalu adalah kesalahannya. ’’Tidak ada yang salah dengan kata-kata saya. Saya tidak mau ada kekerasan,’’ ujarnya. (bil/c18/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X