Manjur Cuma 50,4 Persen, Malaysia Masih Pikir-Pikir Gunakan Sinovac

- Kamis, 14 Januari 2021 | 11:21 WIB
Ilustrasi vaksin Sinovac. Selain Singapura, Malaysia juga masih menunggu data lanjutan dari vaksin Sinovac (Reuters)
Ilustrasi vaksin Sinovac. Selain Singapura, Malaysia juga masih menunggu data lanjutan dari vaksin Sinovac (Reuters)

Singapura saat ini masih akan mencari data tambahan dan meneliti lebih lanjut efikasi dan kemanjuran vaksin Sinovac dari Tiongkok menyusul efikasi terbaru dari uji klinis di Brasil yang hanya 50,4 persen. Selain Singapura, kini Malaysia juga menyusul masih mencari data lebih jauh tentang vaksin Tiongkok yang menggunakan inactivated virus itu.

Sinovac Biotech Tiongkok menanggapi kemanjuran eksperimentalnya pada Rabu (13/1) setelah para peneliti di Brasil merilis data klinis tahap akhir yang menunjukkan kemanjuran yang jauh lebih rendah daripada yang diumumkan semula. Vaksin itu hanya 50,4 persen efektif dalam mencegah infeksi gejala dalam percobaan di Brasil. Minggu lalu, mereka mengatakan vaksin yang disebut CoronaVac, menunjukkan kemanjuran 78 persen melawan kasus ringan hingga berat. Efikasi berubah karena data uji klinis terbaru ditambah oleh subjek yang mengalami gejala infeksi Covid-19 ringan atau tanpa gejala (OTG).

Berita tersebut membuat Malaysia dan Singapura, yang memiliki perjanjian pembelian dengan Sinovac, menegaskan bahwa mereka akan mencari lebih banyak data dulu dari perusahaan Tiongkok tentang tingkat efektivitas vaksin sebelum mereka menyetujui dan membeli persediaan. Namun sebagai produsen, Sinovac menegaskan vaksin mereka manjur dan aman.

“Hasil uji klinis Fase III ini cukup untuk membuktikan bahwa keamanan dan efektivitas vaksin CoronaVac baik di seluruh dunia,” Ketua Biotek Sinovac Yin Weidong mengatakan pada konferensi pers seperti dilansir dari Reuters, Rabu (13/1).

“Berbagai negara menggunakan vaksin dari batch yang sama dalam uji coba mereka, tetapi negara tersebut tidak memiliki protokol pengujian yang identik,” tambahnya.

Pengungkapan kurang transparan dari uji coba Sinovac serta dari penelitian tentang vaksin Tiongkok lainnya telah menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka tidak tunduk pada pengawasan publik yang sama seperti alternatif AS dan Eropa. Data dari Brasil dirilis tepat ketika Indonesia meluncurkan kampanye vaksinasi, dengan Presiden Joko Widodo menjadi yang pertama diinokulasi dengan CoronaVac milik Sinovac.

Malaysia mengatakan pada Rabu (13/1) bahwa pihaknya hanya akan melanjutkan pengadaan jika vaksin tersebut memenuhi standar keamanan dan kemanjuran regulator lokal. Pada Selasa (12/1), Pharmaniaga Bhd dari Malaysia menandatangani kesepakatan dengan Sinovac untuk membeli 14 juta dosis CoronaVac dan kemudian memproduksinya di dalam negeri.

Singapura, satu-satunya negara berpenghasilan tinggi yang mencapai kesepakatan dengan Sinovac, mengatakan akan melalui data resmi ketika Sinovac merilisnya, daripada bergantung pada kemanjuran yang dilaporkan sejauh ini. Dan kemudian memutuskan apakah akan menyetujuinya.

Sementara itu, Thailand yang telah memesan 2 juta dosis CoronaVac mengatakan masih dalam jalur untuk menerima dan mengelola vaksin mulai bulan depan. Namun, Thailand masih akan meminta informasi langsung dari Sinovac.(jpc)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X