Dalam draf terakhir yang saya terima dari Kemendikbud, memang terdapat tujuh karakteristik pelajar Pancasila yang ingin dikembangkan, yang salah satunya beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia. Namun, klausul tersebut belum tergambar dengan jelas dalam penjelasan-penjelasan selanjutnya.
Belum ada strategi konkret bagaimana cara menanamkan karakteristik tersebut kepada anak-anak kita, kebanyakan strategi yang dipaparkan sangat condong pada hal-hal yang bersifat praktikal. Di antaranya, meningkatkan keterampilan dan memenuhi kebutuhan lapangan kerja. Kedua hal ini tentu penting, tapi harus diimbangi dengan peningkatan nilai-nilai spiritual dan pembangunan karakter dengan porsi yang sama besarnya.
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh para tokoh agama tersebut, saya mendorong Kemendikbud untuk lebih mengintegrasikan lagi nilai-nilai agama dalam Peta Jalan Pembangunan Pendidikan tersebut. Sebab, dokumen itulah yang akan menjadi acuan utama kebijakan pendidikan 15 tahun ke depan.
Seyogyanya, hal tersebut tidak hanya disebutkan sebagai formalitas, namun disertai dengan langkah-langkah konkret, program-program strategis, yang nanti diikuti dengan penganggaran yang memadai.
Kemendikbud sebaiknya turut melibatkan secara aktif para tokoh agama dalam pembuatan naskah peta jalan ini. Diskusi berkala dan mendalam harus dilakukan, karena mereka yang paling paham cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur tersebut kepada umat penganutnya masing-masing.
Pendapat mereka tidak kalah pentingnya dari lembaga-lembaga penelitian, praktisi pendidikan, pihak swasta, maupun konsultan-konsultan kelas dunia yang ikut urung rembuk dalam penyusunan peta jalan pendidikan ini.