Karyawan Wajib Kantongi Tes Usap Negatif setelah Cuti

- Rabu, 13 Januari 2021 | 14:02 WIB
Dandim 0909/Sangatta-Letkol Czi Pabate
Dandim 0909/Sangatta-Letkol Czi Pabate

SANGATTA–Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kutai Timur (Kutim) memang mengalami lonjakan. Bahkan, sampai sekarang, tiga ribu lebih yang terkonfirmasi positif. Sehingga, perlu penanganan secara serius agar tren menurun.

Terutama izin keluar-masuk dan cuti kerja di Kutim. Sejauh ini, tim Satgas Covid-19 Kutim sudah membicarakan hal tersebut. Termasuk langkah-langkah yang akan diambil. Itu disampaikan Dandim 0909/Sangatta Letkol Czi Pabate. Menurut dia, permasalahan cuti kerja harus dibicarakan lebih lanjut dengan perusahaan. Memang perusahaan sudah melaksanakan secara ketat. "Begitu pula kami. Inginnya semua berjalan sesuai yang ditetapkan," ujarnya.

Terlebih, pelaksana tugas (Plt) Bupati Kutim Kasmidi Bulang menginginkan agar seluruh karyawan yang selesai cuti tidak langsung masuk ke Kutim. "Jangan dulu sebelum mengantongi swab test dengan hasil negatif. Karena di sini terbatas tempat karantina," ujarnya.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan tim Satgas Covid-19 Kaltim. Sehingga, ketika ingin ke Kutim wajib swab test lebih dulu di Samarinda atau Balikpapan. "Kalau positif dan sifatnya orang tanpa gejala (OTG), langsung dikarantina di sana. Numpang tempat provinsi," jelasnya.

"Setelah sembuh baru ke Kutim. Jangan sampai ketika datang di Kutim baru dites. Meski sebenarnya terpantau, tapi akan lebih besar celah penyebarannya. Kecolongannya lebih besar," jelas perwira TNI itu.

Dengan menerapkan langsung tes sebelum ke Kutim, penyebaran virus bisa dikontrol lebih awal. Cara itu dinilai lebih efektif, untuk memastikan setiap orang yang datang ke Kutim sudah bersih. Tanpa harus proses isolasi mandiri. "Apalagi penyebaran melalui pasien OTG sangat masif. Bisa melalui klaster keluarga," bebernya.

Namun, meski mengalami kenaikan, akhir-akhir ini tren kesembuhan juga lumayan. Bahkan, Kutim termasuk daerah dengan pemulihan tertinggi di Bumi Etam. "Angka kesembuhan mencapai 92 persen. Kalau terus bertahan bisa berubah status. Dari zona merah menjadi oranye," ungkapnya.

Sejauh ini, pasien positif yang menjalani perawatan tersisa 190. Itu mengalami penurunan hingga 100 pasien yang dinyatakan pulih. Pihaknya berharap tren tersebut terus meningkat. "Makanya tim menyepakati tidak boleh kendor. Nanti terjadi seperti di Jawa dan tempat lain. Bukannya alami penurunan justru meningkat," pungkasnya. (dq/dra/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X