PULUHAN mahasiswa berkumpul di Gedung Rektorat Universitas Mulawarman (Unmul). Menuntut uang kuliah tunggal (UKT) digratiskan.
Tuntutan itu tak lepas dari masa pandemi Covid-19 yang masih melanda, yang membuat perkuliahan tak kunjung berjalan seperti umumnya. Terlebih selama masa pandemi sektor ekonomi turut terdampak, dan memberatkan para mahasiswa. Terlebih, ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) di Bumi Etam masih terus terjadi dampak pagebluk.
"Kami ingin agar UKT digratiskan, untuk apa dibayarkan kalau penggunaannya juga tidak maksimal. Selain itu, secara nasional ada tiga juta pekerja yang di-PHK, belum lagi di Kaltim, tentu itu mempersulit kondisi orangtua," kata Presiden BEM FISIP Unmul Iksan Nopardi dalam orasinya, (12/1).
Mahasiswa Program Studi Psikologi itu juga menyinggung adanya pungutan sumbangan pembangunan institusi (SPI) yang dilakukan beberapa fakultas. Padahal, dalam masa pandemi sekarang, seharusnya Unmul menghentikan dulu proyek pembangunan dan fokus memikirkan nasib mahasiswa. "Semua terdampak secara menyeluruh, dan Unmul harus peka soal itu," tambahnya.
Ditemukan terpisah, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unmul Samarinda Encik Akhmad Syaifudin menuturkan, akan menyampaikan tuntutan mahasiswa ke Rektor Unmul Masjaya. "Kami sudah sampaikan pada rektor, tapi beliau lagi di luar kota. Kami diminta untuk menerima aksi mahasiswa," ucap Encik.
Untuk mengentaskan perihal tersebut, Encik menuturkan, nantinya pihak perguruan terbesar di Kaltim akan mengatur waktu dan ruang temu para massa aksi dengan Masjaya. "Tolong diatur waktunya kapan bisa bertemu. Tapi ingat dengan menerapkan protokol kesehatan. Dan pertemuan tidak mungkin dilakukan hari ini, karena kondisi yang belum memungkinkan," pintanya. "Saya coba respons. Lebih cepat lebih baik, apalagi UKT terakhir 22 Januari," tambah Wakil Rektor I Bidang Akademik Unmul Mustofa Agung Sardjono. (*/dad/dra/k8)