Pada batang tubuh APBD 2021 sebesar Rp 2,5 triliun, sekitar Rp 109 miliar diplot untuk penanganan banjir. Baik peningkatan maupun pemeliharaan drainase juga termasuk untuk pembebasan lahan terkait dengan program pengendalian banjir, tujuan mempertahankan fungsinya drainase atau sungai untuk mengalirkan air.
SAMARINDA–Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kota Tepian, Kamis (7/1) lalu, berlangsung sekitar 90 menit. Dengan durasi cukup lama, sudah menggenangi puluhan kelurahan yang tersebar di delapan kecamatan. Yang paling parah terjadi seperti di Jalan P Suryanata, P Antasati, Ir H Juanda, Simpang Sempaja, hingga Jalan Wahid Hasyim II.
Bahkan di Kecamatan Palaran dekat Stadion Utama Palaran juga sempat lumpuh. Terkait anggaran penanganan banjir, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda Ananta Fathurrozi menuturkan, tahun ini pemkot menyiapkan anggaran sekitar Rp 109 miliar, terbagi dalam pelbagai kegiatan, seperti untuk pembangunan dan peningkatan drainase sekitar Rp 104 miliar, dan untuk pemeliharaan sekitar Rp 5 miliar untuk pemeliharaan atau operasional.
"Anggaran tiap tahun tidak jauh berbeda, hal itu menunjukkan keseriusan pemkot dalam penanganan banjir," singkatnya.
Dia menyebutkan, tahun ini anggaran masih berkutat mengakomodasi visi-misi dari Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, salah satunya adalah penanganan banjir. Namun, untuk sektor lain juga turut diperhatikan, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur lainnya. "Itu anggaran global yang disisipkan ke berbagai OPD, misalnya DPUPR, Diperkim, Dinas Pertanahan dan lainnya,” jelasnya.
Dia menambahkan, meski demikian, juga disiapkan anggaran dari belanja tak terduga (BTT) yang bisa dipakai untuk mengakomodasi kebutuhan penanganan banjir. Hal itu bisa saja karena anggaran tersebut tidak hanya khusus untuk Covid-19. "Kebetulan 2020–2021 ada pandemi Covid-19, makanya anggaran BTT dipakai untuk itu," sebutnya.
Dia mencontohkan, salah satu program penanggulangan banjir yang harus selesai tahun ini adalah pembebasan lahan sungai mati, di belakang Masjid Babul Hafazah, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang. Anggaran pembebasan lahan juga sudah disiapkan sejak tahun lalu meski tidak terserap.
"Kami mengupayakan maksimal dan berharap OPD teknis bisa segera melangsungkan kegiatan," singkatnya. (dns/dra/k8)