Vaksinasi Balikpapan Ditunda hingga Februari

- Rabu, 13 Januari 2021 | 13:45 WIB
Andi Sri J
Andi Sri J

VAKSINASI atau penanaman bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh manusia dipastikan tidak menyasar Balikpapan pada tahap pertama ini. Penundaan itu dituangkan lewat surat dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan Nomor SR.02.06/II/80/2021 tentang Distribusi Vaksin dan Rencana Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. Surat tersebut ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim yang selanjutnya diteruskan kepada Diskes kabupaten/kota se-Kaltim.

Poin pentingnya, fokus awal pelaksanaan vaksinasi di awal Januari 2021 diprioritaskan kepada tenaga kesehatan di ibu kota provinsi dan kabupaten/kota yang berbatasan dengan ibu kota provinsi. Pada lampiran surat tersebut, sudah ditetapkan yang akan menjalankan vaksinasi pada 15 Januari 2021 nanti, adalah Samarinda dan Kutai Kartanegara (Kukar). “Kota Balikpapan juga masuk lampiran ini. Yaitu kita masuk pada tahap I termin II. Pada Februari. Jadi (vaksinasi) mundur Februari,” kata Kepala Diskes Balikpapan Andi Sri Juliarty kepada Kaltim Post di Balai Kota, Selasa (12/1). 

Dia melanjutkan, pada tahap I termin II, ada sebanyak 5.759 tenaga kesehatan yang akan menerima vaksinasi Covid-19. Baik tenaga medis PNS maupun non-PNS di Balikpapan. Setiap tenaga kesehatan akan menerima dua dosis vaksin, sehingga ada 11.560 vaksin yang disiapkan untuk Pemkot Balikpapan. Selain tenaga kesehatan, ada 10 pejabat publik esensial yang akan menerima vaksinasi Covid-19 pada tahap pertama nanti. “Sepuluh pejabat publik esensial itu, kalau kita lihat dari paparan Menteri Dalam Negeri, memang baru sampai di tingkat provinsi. Ada gubernur, ada DPRD, sekda, direktur rumah sakit rujukan, dan kepala Diskes,” jelasnya. 

Dengan demikian, kedatangan vaksin sebanyak 25.520 dosis pada 5 Januari 2021, diperuntukkan 12.760 tenaga kesehatan di Kota Samarinda dan Kabupaten Kukar. “Jadi diselesaikan semua di sana (Samarinda dan Kukar). Daripada, separuh di sana, separuh di sini (Balikpapan),” terang dia. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menambahkan, dirinya mendapat informasi dari Kasat Intelkam Polresta Balikpapan Kompol Sarbini bahwa Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Balikpapan KH Muchlasin berkenan menjadi orang yang pertama menerima suntikan vaksin di Balikpapan.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Kiai Muchlasin,” kata dia.

Sebelumnya, Rizal mengaku siap menjadi orang yang menerima vaksinasi Covid-19 di Balikpapan. Akan tetapi, belum ada penjelasan lebih lanjut dari Kemenkes, yang mengatur bagi vaksinasi bagi masyarakat lanjut usia (lansia). Sehingga, dia mengurungkan niatnya itu. Di mana yang diprioritaskan menerima vaksinasi adalah masyarakat dengan rentang usia 18–59 tahun. “Memang sudah disampaikan, yang divaksin adalah 18 tahun ke atas. Tidak lagi sampai 59 tahun. Tapi sampai usia lansia,” katanya.

Akan tetapi, belum ada penegasan dari Kemenkes, terhadap kepala daerah yang lansia. Apakah dibolehkan menerima vaksin pertama atau tidak. “ Kalau misalnya dibolehkan, saya jadi yang pertama,” akunya. Mengenai penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Balikpapan, pria yang sempat berprofesi pewarta ini mengatakan, masih dilakukan pembahasan. Di mana beberapa masukan dari stakeholder menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun surat edaran pemberlakuan PPKM.

Bahkan, dia menyebut juga mendapat masukan terkait penerapan PPKM dari Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto. “Besok (hari ini) akan kami bahas lagi. Sambil melihat penerapan PPKM di Jawa dan Bali. Dalam 1 atau 2 hari ini, akan kita umumkan,” janji Rizal. Mengenai gambaran secara umum penerapan PPKM di Balikpapan, wali kota Balikpapan dua periode ini mengungkapkan akan kembali dilakukan penerapan jam malam. Kemudian warung dan restoran tidak diperkenankan untuk buka dengan waktu yang panjang, seperti biasanya. Sehingga lebih banyak melayani take away ataudibungkus. Selain itu, tempat wisata dan tempat hiburan akan ditutup sementara. Dan kegiatan resepsi pernikahan diminta untuk ditunda. “Masyarakat sudah merasa longgar, tiba-tiba diketatkan kembali, pasti akan bereaksi. Namun, jika tidak diketatkan, angka terkonfirmasi positif semakin meningkat,” jelas dia. (kip/riz/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X