Dari keterangan di sana, jadwal keberangkatan untuk pesawat tersebut ditunda. Setelah itu, berkali-kali Nasir kembali bertanya ke petugas, tapi belum ada jawaban pasti. Sampai di bandara, mulai berdatangan kerabat-kerabat penumpang lain yang menanyakan hal sama.
’’Lalu dia (kerabat penumpang lain) buka flight radar, sekitar lima menitan dari pesawat take off sampai ke titik tertentu pesawat berhenti, itu yang dikatakan lost contact di situ,” ujarnya.
Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta–Pontianak, pesawat yang ditumpangi Een dan Putri serta Mulyadi, Yety, Khasanah, dan Andi lost contact empat menit setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta. Dan, kemudian jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Kontak telepon Een sesaat sebelum boarding, juga kontak Mulyadi dengan sang ayah untuk mengabari istrinya tengah hamil pun, seperti jadi ’’salam perpisahan”.
Ponijan tahu kabar duka itu dari kawan-kawan Mulyadi di Pontianak. Nasir yang sempat berjam-jam berada dalam kebingungan di bandara mendapat kepastian soal jatuhnya pesawat tersebut dari maskapai.
’’Saya pasrah, hanya bisa berdoa sembari berharap mukjizat,” kata Ponijan dengan agak terbata-bata.