“Karena kasus di luar sana semakin meningkat, kemungkinan besok (hari ini) kami berhentikan (PTM),” ujarnya.
Di tempat yang sama, dua orangtua murid yang tengah menunggu anak mereka, mengaku mendukung sistem PTM. Selain karena sulitnya membimbing sang anak, akses internet juga menjadi masalah.
“Bagusnya begini saja. Lagi pula seminggu hanya tiga kali pertemuan. Kalau di rumah si anak agak membantah,” ujar orangtua murid, Hariani.
Sedangkan untuk Nurma, tersendatnya jaringan internet saat proses belajar daring jadi kendala. Karena itu, belajar di sekolah mestinya menjadi pilihan satu-satunya, dengan penerapan prokes. (*/okt/rdh/k15)