Di tengah penundaan pembelajaran tatap muka (PTM), kemarin (12/1) murid sekolah dasar di Teluk Waru, Balikpapan Barat duduk di dalam kelas. mendengarkan guru mereka menerangkan pelajaran.
---
Kampung Teluk Waru, Kecamatan Balikpapan Barat jadi salah satu kawasan pinggir di tengah kemajuan industri Balikpapan. Akses jalan menuju kampung ini masih jauh dari kata layak. Selain dari laut, akses utama harus melewati kawasan industri. Dari pusat kota, diperlukan waktu sekitar 30 menit ke permukiman Teluk Waru dengan sepeda motor.
Di sini, sebuah sekolah dasar memutuskan tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Meski dalam prosesnya ada kebijakan penundaan pembelajaran tatap muka (PTM) dari Pemkot Balikpapan.
Adalah SD 021 Balikpapan Barat. Sekolah ini berlokasi di Jalan Industri, Teluk Waru, Kariangau, Balikpapan Barat yang ‘nekat’ menjalani kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Kami bagi dua sesi untuk satu kelas,” terang Kepala SD 021 Balikpapan Barat Saripin Saragih, kemarin (12/1),
Awak media yang datang pada pukul 09.00 Wita melihat bagaimana murid SD 021 belajar. Total, ada 98 murid yang terdaftar dan mengikuti kegiatan belajar sejak hari pertama PTM pada 11 Januari lalu. Saragih menyebut, untuk satu sesinya, diisi oleh sekitar 6-8 murid.
“Sebelumnya, kami sudah mendapat dukungan penuh oleh para orangtua murid. Di sini kondisi orangtua dan anak berbeda dengan di kota. Karenanya, pihak sekolah sebenarnya ingin melanjutkan sistem PTM,” terangnya.
Dia mengatakan, sebenarnya internet bukanlah kendala utama dilakukannya belajar daring. Walau ada sejumlah murid yang mengalami kendala tersebut. Hal lainnya soal tenaga pendidik. Ada delapan orang guru. Juga tak mengalami hambatan meski enam di antaranya bukan warga sekitar.
“Tentu ini jadi keresahan sendiri karena guru ini harus menempuh perjalanan jauh,” ucapnya.
Meningkatnya kasus aktif terkait Covid-19 baru-baru ini akhirnya membuat sekolah kembali melakukan evaluasi. Bersiap menghentikan PTM. Kembali belajar daring.
“Karena kasus di luar sana semakin meningkat, kemungkinan besok (hari ini) kami berhentikan (PTM),” ujarnya.
Di tempat yang sama, dua orangtua murid yang tengah menunggu anak mereka, mengaku mendukung sistem PTM. Selain karena sulitnya membimbing sang anak, akses internet juga menjadi masalah.