Tak hanya produksi padi, indeks produksi palawija yang terdiri dari jagung, kedelai kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar juga menurun. Pada 2018 indeks produksi palawija jatuh menjadi 97,32 dari 2017 yang berada di posisi 107,29. Sementara pada 2019 indeks produksi palawija hanya naik menjadi 100,59.
Kondisi tanaman pangan berbanding terbalik dengan tanaman perkebunan yang tercatat indeks produksinya naik, yakni 115,23 (2015), 116,01 (2016), 123,59 (2017), 143,45 (2018), dan 151,92 (2019).
Secara umum, indeks produksi perkebunan didominasi komoditas kelapa sawit, yakni 141,50 (2015), 144,67 (2016), 154,48 (2017), 204,87 (2018), dan 222,08 (2019). Komoditas lain yang cukup dominan adalah karet yang indeks produksinya tercatat sebesar 115,01 (2015), 122,26 (2016), 136,99 (2017), 131,43 (2018), dan 130,86 (2019).
Di luar tanaman pangan dan perkebunan, produksi hortikultura mengalami lonjakan. Pada tahun 2019, indeks produksi hortikultura meningkat sebesar 17,25 poin dibanding 2018, yaitu dari 95,18 menjadi 112,43. Indeks produksi sayur-sayuran dan buah-buahan masing-masing mengalami kenaikan sebesar 4,70 dan 11,33 poin.
Untuk kelompok sayur-sayuran, bawang putih merupakan komoditas sayuran dengan peningkatan indeks tertinggi yaitu sebesar 402,79 poin dibandingkan tahun 2018. Sementara itu, dari kelompok buah buahan hampir semua mengalami kenaikan indeks produksi, kecuali apel. Sementara jika dilihat sejak 2015, indeks produksi hortikultura berturut-turut adalah 95,5 (2015), 96,99 (2016), 102,40 (2017), 95,18 (2018) dan 112,43 (2019). (ctr/ndu2/k15)