Ayah, Kami Sudah di Ruang Tunggu, Kami Akan Berangkat...

- Selasa, 12 Januari 2021 | 09:56 WIB
Petugas mengangkut serpihan.
Petugas mengangkut serpihan.

Ridwan Agustan Nur kehilangan anak, menantu, cucu, dan besan dalam satu hantaman musibah Sriwijaya Air. Ratih Windania juga ada dalam pesawat nahas itu bersama anak, kedua orang tua, serta keponakan.

 

SEMUA seperti baik-baik saja setelah Ridwan Agustan Nur membaca SMS itu. Dari sang putri, Indah Halimah Putri, yang dikirim pada pukul 13.59 tapi baru sempat dibaca Ridwan pukul 15.00 karena ketiduran.

”Bak (ayah, Red) kami sudah di ruang tunggu bandara. Kami nak berangkat. Pesawat delay,” begitu isi SMS yang dikirim Puput, sapaan akrab Indah Halimah Putri, seperti dikutip Sumatera Ekspres.

Ridwan lalu menghabiskan Sabtu sore itu (9/1) dengan menonton televisi. Ada tayangan kecelakaan pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta–Pontianak.

Kepada orang tuanya yang tinggal di Desa Sungai Pinang II, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Puput tak pernah bercerita bahwa dirinya, suami, anak, mertua, serta keponakan naik pesawat apa. Jadi, Ridwan prihatin melihat kabar kecelakaan itu, tapi sama sekali tak ada bayangan tragedi tersebut akan berkaitan dengannya.

Sampai sebuah panggilan telepon dari seseorang bernama Ari selepas Magrib mengejutkannya. Ari mengaku sebagai atasan Rizki Wahyuni, suami Puput.

”Pak, pesawat yang ditumpangi Rizki sama istri, anak, dan ibunya jatuh,” ujar Ari yang mengaku tengah berada di Bandung. Dunia mendadak seperti runtuh bagi Ridwan. Dia kehilangan anak, menantu, cucu, dan besan dalam satu hantaman musibah.

Puput, Rizki, dan anak mereka, Arkana Nadif, beserta Rosi Wahyuni dan Nabila Anjani, ibunda serta keponakan Rizki, bagian dari 56 penumpang Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh empat menit setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta. Sempat lost contact pada pukul 14.40, setelah lepas landas, pesawat tersebut diduga jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Ridwan shock. Tapi, mau tak mau dia harus meneruskan kabar itu kepada sang istri, Yusnia. Dan, seperti dia duga, musibah itu terlalu berat untuk didengar perempuan 52 tahun tersebut. Dia pingsan.

Saat Sumatera Ekspres menyambangi kediaman keluarga yang tengah berduka itu kemarin (10/1), Yusnia belum sadarkan diri. Dia dibaringkan di ruang tengah yang cukup luas.

Di sekelilingnya banyak keluarga. Kerabat dan tetangga di kampungnya, Desa Sungai Pinang II RT VII, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, ikut berusaha membesarkan hati.

Adhie Mochammad juga masih sangat sulit menerima kenyataan bahwa sahabatnya sejak kecil, Ratih Windania, termasuk dalam daftar manifes penumpang Sriwijaya Air SJ182. ”Lutut rasanya lemas sekali. Tangis saya pun pecah,” ungkapnya ketika kali pertama menerima kabar dari sang bunda yang tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat.

Ratih naik pesawat nahas itu bersama anaknya, Yumma, kedua orang tua, serta keponakannya. Sang suami kebetulan tidak bisa ikut ke Bandung, tempat kakak Ratih, tinggal.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X