SAMARINDA–Hujan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Tepian menyisakan duka bagi sekolah menengah pertama (SMP) 24 dan sekolah dasar (SD) 016.
Lokasi SMP 24 yang jauh lebih rendah dari kawasan sekitar membuat ketinggian banjir yang mencapai 1,5 meter membuat sekolah di bilangan Jalan Suryanata, Gang Julak Gafur, RT 4, Samarinda Ulu, itu porak-poranda. Bangku dan meja berserakan. Setiap ruangan hingga halaman sekolah dihiasi endapan lumpur. "Hitungan menit saja air sudah naik sampai sedada, Mas," ungkap Kepala SMP 24 Umar.
Tingginya permukaan air juga mengakibatkan peralatan elektronik sekolah rusak. Termasuk arsip-arsip sekolah. "Komputer rusak. Buku dan arsip sudah seperti bubur. Untuk rinciannya belum dilakukan. Nanti akan didetailkan kembali untuk dilaporkan ke Dinas Pendidikan (Disdik)," terangnya. Umar khawatir, bila terus diterpa banjir, fasilitas sekolah akan rusak. Tentunya berdampak dengan kegiatan belajar-mengajar (KBM). Dirinya berharap pemkot bisa mempertimbangkan perihal relokasi sekolah. "Kalau setiap banjir begini, arsip sekolah bisa hancur terus. Saya berharap bisa pindah ke tempat yang lebih aman," harapnya.
Tak jauh berbeda nasibnya, SD 016 juga diterpa air keruh beberapa waktu lalu. Bahkan air bah yang menerpa sekolah di Jalan Suryanata, Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu, itu lebih tinggi dari sebelumnya.
"Biasanya enggak pernah masuk kelas. Namun, (banjir) kemarin sudah sampai selutut orang dewasa," kata Kepala SD 016 Aminem.
Dua komputer sekolah juga ikut rusak akibat terendam banjir. Ratusan buku perpustakaan terendam. Setiap ruangan sekolah dipenuhi endapan lumpur. "Alhamdulillah rapor anak-anak selamat. Kami taruh di atas lemari wali kelas, karena berat sampulnya, jadi lemari enggak ikut rebah," terangnya.
Terpisah, Kabid Pembangunan SD dan SMP Disdik Samarinda Barlin Kesuma menuturkan, sementara akan berfokus pada pembersihan lumpur di sekolah. Soal pengajuan relokasi SMP 24, sebenarnya telah diterima. Namun, belum bisa direncanakan lebih jauh lantaran beberapa pembangunan sekolah lain belum rampung.
"Memang ada ide atau usulan (relokasi) itu. Namun, itu solusi buat jangka panjang karena masih ada yang belum selesai terbangun, seperti SMP 40, 45, 46, dan 48," tuturnya.
KBM online ikut terpengaruh karena harus disibukkan dengan pembersihan dan perawatan fasilitas sekolah. Untuk itu, Disdik Samarinda mengarahkan agar KBM online sementara bisa melalui program belajar di siaran televisi nasional.
"Guru dan karyawan kami minta fokus pembersihan. KBM masih jalan, tapi kami arahkan melalui TVRI dulu," singkatnya. (*/dad/dra/k16)