SAMARINDA–Proyek pembangunan gedung perpustakaan Samarinda di Jalan Kusuma Bangsa, Kelurahan Dadi Mulya, Kecamatan Samarinda Ulu, mencapai tahap akhir. Rencananya, bangunan ini diresmikan pada akhir Januari bersamaan dengan gedung lainnya.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang PUPR Samarinda Cecep Herly menuturkan, pekerjaan sudah mencapai tahap akhir menyisakan beberapa perapian minor pada beberapa bagian.
Namun, dia meyakini Januari ini gedung bisa diresmikan untuk kegiatan operasional perkantoran dan ruang rapat. “Insyaallah pekerjaan oleh tim pelaksana berjalan dengan baik sesuai rencana,” ucapnya, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, pembangunan gedung ini menggunakan APBD 2020 sebesar Rp 14 miliar, dengan mengerjakan pekerjaan struktur dan gedung pengelola. Seharusnya tahun lalu mendapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 10 miliar. Namun, imbas pandemi Covid-19 dan adanya evaluasi/refocusing anggaran dari pusat, bantuan tersebut tidak kunjung turun.
“Padahal saat awal pengajuan pembangunan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando optimistis bangunan ini bisa berfungsi maksimal. Dia pun siap untuk menggelontorkan anggaran lebih. Tetapi karena pada aplikasi Krisna untuk DAK tidak membolehkan pengalokasian anggaran lebih dari Rp 10 miliar. Maka hanya diberi segitu,” ucapnya.
Dia menceritakan, sejak 2019 lalu pada saat awal pengajuan pembangunan, sempat terjadi masalah pada status lahan yang masih milik provinsi. Namun berkat dukungan Syaharie Jaang dan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi yang beberapa kali menghadap ke pusat memastikan bahwa lahan itu dalam proses hibah ke pemkot, makanya pada 2020 sempat mendapat DAK Rp 10 miliar tetapi kembali lagi, karena pandemi Covid-19 anggaran tidak cair.
“Pembangunan yang ada saat ini merupakan dukungan khusus Pemkot Samarinda yang mengalokasikan dana pendamping sebesar Rp 14 miliar. Tahun depan jika DAK mengucur akan kami lanjutkan lagi untuk membangun area khusus untuk membaca dalam ruangan dan luar ruangan sesuai desain awal,” ucapnya.
Dia menambahkan sebagai OPD teknis pihaknya berupaya menyampaikan apa kemauan dari pihak perpusnas dan Pemkot Samarinda melalui bentuk arsitektur yang baik. Seusai arahan perpusnas, bahwa perpustakaan masa kini sekarang harus mengakomodasi budaya lokal. Meliputi kerajinan tangan hingga sejarah kepemimpinan daerah agar generasi muda tidak lupa terhadap sejarah Kota Samarinda.
“Ini kerja bersama tim pelaksana juga komunitas arsitektur. Semoga bisa diterima,” singkatnya. (dns/kri/k8)