Minum Teh saat Perut Kosong Bisa Memicu Gangguan Pencernaan

- Senin, 11 Januari 2021 | 10:15 WIB

Minum teh memang menyehatkan. Namun, akan menjadi masalah bila dikonsumsi dengan cara yang salah. Terutama pagi kala perut dalam keadaan kosong.

 

SEJAK ditemukan sekitar abad ke-3 Masehi di Tiongkok, teh menjadi minuman yang populer di dunia, termasuk Indonesia. Selain rasanya, banyak manfaat kesehatan yang bisa diperoleh dari meminum secangkir teh. Namun, ada kondisi mengonsumsi teh bisa mendatangkan risiko berbahaya.

Ahli gizi dari RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan, Regina mengungkapkan, banyak kandungan yang baik dalam seduhan teh. Kandungan utama di dalam teh berupa kafein, asam lemak omega-3, asam lemak omega-6, polifenol atau katekin, dan asam amino.

Kandungan mineral seperti fosfor, kalium, magnesium, mangan, dan fluoride juga terkandung dalam teh. Daun teh juga mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Apalagi kandungan polifenol disebutnya mampu menangkap oksigen dan nitrogen reaktif yang bisa mencegah sel kanker dan penyakit jantung. “Diketahui, antioksidan berperan tidak hanya mencegah pertumbuhan sel-sel kanker, tapi juga mencegah serangan radikal bebas,” terangnya.

Meski kafein dalam teh tidak sebanyak di kopi, ternyata memiliki efek stimulan. Memicu adrenalin hingga memberikan semangat setelah mengonsumsinya. Dan seperti kebanyakan asupan, mengonsumsi teh dalam jumlah yang wajar mendatangkan efek positif.

Namun, bila berlebihan bisa berdampak negatif. Namun diketahui, kondisi tubuh orang berbeda satu dengan yang lain, sehingga hanya individu yang bisa mengetahui sejauh mana toleransinya dalam meminum teh. “Jadi, tidak bisa digeneralisasi tingkat toleransi masing-masing orang,” ucapnya.

Selain tingkat toleransi, ada hal yang perlu diperhatikan ketika meminum teh. Salah satunya ketika kondisi perut kosong. Disebut alumnus Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur itu, jika minum teh saat perut kosong mengandung sejumlah risiko. Mulai mual, perih di perut, sesak, hingga jantung berdebar.

“Jika jumlah yang wajar tak masalah. Namun, jika berlebih, kandungan kafein yang bersifat asam bisa membuat iritasi pada saluran pencernaan,” ungkapnya.

Jika seseorang baru bangun tidur pada pagi hari lantas langsung mengonsumsi teh, bisa muncul efek uretik. Yakni lebih sering buang air kecil. Itu bisa menjadi masalah ketika kondisi tubuh yang tidak menerima cairan selama tidur harus membuang lebih banyak cairan. “Jadi bisa tambah dehidrasi,” ucapnya.

Meminum teh juga tidak disarankan dikonsumsi saat makan atau langsung setelah makan berat. Sebab, ada tanin yang masuk golongan besar senyawa polifenol, termasuk kandungan yang bisa mengurangi penyerapan zat besi oleh tubuh yang terkandung dalam makanan.

“Diketahui, tubuh memerlukan zat besi. Jadi, percuma makan dengan kandungan zat besi jika tidak diserap dengan baik oleh tubuh, sehingga waktu yang baik minum teh itu 2 jam setelah makan,” paparnya.

Yang juga perlu diperhatikan adalah konsumsi teh yang dicampur gula alias teh manis. Pada dasarnya, teh tidak akan memberikan dampak negatif, tapi jika mengandung gula berisiko pada orang dengan penyakit diabetes. Hingga meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes jika berlebihan dan dalam jangka panjang. “Memang lebih nikmat. Namun dengan gula semakin menurunkan aktivitas kandungan polifenol,” terangnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X