PROKAL.CO,
Pelaku usaha agaknya dipaksa mengeluarkan “jurus” tambahan untuk menghadapi pandemi. Mobilitas yang terbatas mengakibatkan turunnya permintaan. Kini pembatasan sosial kembali diterapkan.
SEJATINYA pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah diterapkan di Jakarta. Kini pengusaha dihadapkan pada pembatasan baru di Jawa dan Bali. Pengusaha menilai, langkah tersebut berpotensi kontraproduktif terhadap pemulihan ekonomi.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan berkaca dari pengalaman PSBB di Jakarta, indeks keyakinan konsumen dan pertumbuhan penjualan ritel menurun. “Karena bagaimanapun pembatasan itu akan berpengaruh pada confidence konsumsi masyarakat,” ujar Shinta, (6/1).
Shinta menegaskan, pemerintah juga perlu berfokus pada disiplin protokol kesehatan di masyarakat. Menurut dia, pengendalian dengan memberlakukan PSBB jika protokol kesehatan masyarakat masih kendur maka langkah tersebut tidak akan efisien. “Pengendalian jangka pendek dan tidak sebanding dengan disrupsi yang terjadi pada kegiatan ekonomi,” tambahnya.
Semakin disayangkan, lanjut Shinta, pembatasan baru diterapkan saat para pengusaha tengah berakselerasi mengejar recovery. “Semua sedang meningkatkan kinerja usaha, ekspor, dan investasi karena pasar global mulai pulih,” urainya.