Rumah Sakit Mulai Kewalahan, Gubernur Kaltim Minta Pusat Turun Tangan

- Sabtu, 9 Januari 2021 | 13:05 WIB
Ruang perawatan pasien Covid-19 di RS AWS Samarinda.
Ruang perawatan pasien Covid-19 di RS AWS Samarinda.

Permasalahan yang dihadapi dengan tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19, yakni kelebihan daya tampung rumah sakit rujukan dan pusat layanan kesehatan atau rumah karantina Covid-19.

 

 

SAMARINDA-Kasus Covid-19 awal 2021 terus melonjak. Kondisi ini membuat Pemprov Kaltim berkonsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seperti yang dilakukan di Jawa dan Bali. Hal ini diterangkan Gubernur Kaltim Isran Noor. Pihaknya kini tinggal menunggu instruksi dari pusat.

"Hari ini (kemarin) atau besok paling lambat. Kaltim memang tidak masuk dalam 11 daerah (PPKM). Namun, kemarin ada peningkatan kasus jadi bisa masuk," kata Isran kemarin (8/1). Dia melanjutkan, jika kebijakan tersebut dilaksanakan di Kaltim, pihaknya tak keberatan. "Saya sih enggak apa, enggak masalah. Kalau saya, suka kalau ada putusan hukum, jadi ada pedoman kita untuk tata laksanakan dan mengikuti instruksi," ungkapnya.

Gubernur mengatakan, dalam rapat koordinasi dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, disebutkan kasus Covid-19 Kaltim termasuk tinggi. Isran menjelaskan, permasalahan yang dihadapi dengan tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 adalah kelebihan daya tampung rumah sakit rujukan dan pusat layanan kesehatan atau rumah karantina Covid-19. "Beberapa kabupaten/kota, hotel tidak tersedia untuk dijadikan tempat atau rumah karantina," ujar mantan bupati Kutim itu.

Selain itu, ketersediaan tenaga perawat pasien Covid-19 juga terbatas. Khususnya yang bertugas di ruang intensive care unit (ICU). Terutama dokter untuk perawatan pasien Covid-19 di rumah tempat karantina yang disediakan oleh pemerintah daerah.  Sementara itu, di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama maupun lanjutan, ketersediaan dokter juga terbatas. 

"Kami berharap Satgas Nasional dapat membantu permasalahan di Kaltim" ungkap Isran.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis Dinas Kesehatan Kaltim kemarin, ada 512 orang yang terkonfirmasi positif di Kaltim. Penambahan paling banyak dari Balikpapan dengan 135 kasus. Disusul Samarinda dengan 98 kasus. Sedangkan Kutai Barat mencatat penambahan 81 kasus. Sisanya tersebar di kabupaten/kota lain. Jumlah ini terbilang tinggi sejak kasus pertama pada Maret 2020, sehingga total orang yang telah konfirmasi positif di Kaltim mencapai 29.724 orang.  Sementara jumlah kasus positif aktif saat ini mencapai 4.420 orang.  Angka kematian pun mengiringi jumlah penambahan kasus. Kemarin ada 8 pasien positif Covid-19 yang meninggal, 6 pasien Balikpapan meninggal dunia. Sisanya 1 orang dari Kutai Barat dan 1 orang dari Kutai Timur. Sehingga jumlah pasien yang meninggal hingga saat ini mencapai 797 orang.

Umumnya, pasien yang meninggal disebabkan karena memiliki comorbid atau penyakit penyerta. Seperti diabetes atau hipertensi. Ketika virus masuk di badan orang yang mengidap comorbid, perlawanan tubuh untuk memerangi virus tidak optimal. Sehingga, risiko meninggal pasien Covid-19 semakin besar karena pengobatan Covid-19 saat ini sangat bergantung dengan imunitas tubuh yang ditunjang metabolisme yang baik.

Karena itu, semakin banyak orang yang terkonfirmasi positif, semakin banyak pula risiko orang yang memiliki comorbid terpapar. Jika begini mereka adalah orang-orang yang memerlukan pelayanan kesehatan prima. Namun, dari data Dinas Kesehatan Kaltim, hanya ada 16 rumah sakit rujukan Covid-19. Semua rumah sakit itu tersebar di seluruh kabupaten/kota di Kaltim kecuali Mahakam Ulu. 

Dari semua rumah sakit tersebut, tersedia 90 ruang ICU. Hingga Kamis (7/1), ada 69 ruang yang sudah terpakai atau sekitar 76,6 persen. Sedangkan, untuk ruang isolasi pasien Covid-19, tersedia 1.183 tempat tidur dan yang terpakai ada 803 atau sekitar 68 persen. Namun, tidak hanya rumah sakit rujukan yang mendapatkan SK gubernur maupun menteri kesehatan yang melakukan perawatan Covid-19. Beberapa rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk merawat pasien Covid-19, juga membantu penanganan. Di Kaltim, ada 10 rumah sakit yang membantu penanganan Covid-19. Dari 10 rumah sakit tersebut, tersedia 13 ruangan ICU. Hingga kemarin ada tujuh ruangan ICU yang terpakai.

Lalu ada 258 tempat tidur untuk isolasi Covid-19. Hingga kemarin, ada 189 tempat tidur yang terpakai atau 73 persen, sehingga secara keseluruhan di Kaltim, hanya memiliki ruang ICU 103 kamar. Hal ini tidak sebanding dengan potensi pasien positif yang memiliki comorbid berat. Apalagi, di Kaltim rumah sakit tersebut belum merata. Rumah sakit masih banyak terkonsentrasi di Samarinda dan Balikpapan. Pasien paling banyak berada di Balikpapan dengan 1.108 kasus. Disusul Kutai Kartanegara dengan 946 kasus. Padahal Kukar hanya memiliki tiga rumah sakit. (nyc/riz/k16)

 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X