Menanti Kinerja GeNose C19, Alat Pendeteksi Covid-19 Buatan Dalam Negeri

- Sabtu, 9 Januari 2021 | 11:58 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menunjukkan GeNose sebagai alat uji Covid-19 buatan UGM. (Istimewa)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menunjukkan GeNose sebagai alat uji Covid-19 buatan UGM. (Istimewa)

Alat tes Covid-19 kian beragam. Bahkan Indonesia tengah memproduksi alat sendiri. Yang menarik, alat tersebut mampu mendeteksi virus asal Tiongkok itu dalam waktu singkat.

 

MUHADJIR Effendy terlihat semringah (7/1). Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu terkesan dengan kinerja GeNose C19 buatan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta. Dalam waktu 50 detik, alat pendeteksi Covid-19 itu sudah bisa mengeluarkan hasil.

Kemarin dalam acara penyerahan GeNose dan CePAD di Kantor Kemenko PMK, Muhadjir mendapatkan kesempatan menguji alat tersebut. Dengan cara mengembuskan napasnya pada kantong plastik khusus dan disambungkan pada GeNose. Setelahnya, alat langsung memproses dan dalam waktu 50 detik, hasilnya keluar. Negatif Covid-19. Muhadjir tampak terkesan karena prosesnya yang cepat dan non-invasive.

Dalam kesempatan itu, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro yang menyerahkan GeNose C19 dan alat rapid test antigen CePAD pada Muhadjir. “Adanya produk inovasi karya anak bangsa ini diharapkan dapat memperkuat pelaksanaan surveillance 3T (testing, tracing, treatment),” ungkap Muhadjir.

Apalagi pelaksanaan 3T saat ini masih terkendala akan kelangkaan alat, mahalnya alat, dan alat-alat yang belum praktis. “Saya akan memantau dan mengupayakan ini masuk list pengadaan kementerian terkait,” sambungnya.

Ia meminta agar produk inovasi itu bisa dihubungkan dengan industry agar dapat diproduksi secara massif. “Mudah-mudahan dua alat yang sangat diperlukan dalam upaya kita mencegah dan mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia, terlebih saat terjadi peningkatan kasus akhir-akhir ini,” paparnya.

Terkait produksi, kata Bambang, pada Februari nanti produksi GeNose sudah bisa dilakukan secara massal dengan target 5 ribu unit. Sementara, produksi CePAD, saat ini telah mencapai 500 ribu unit per bulan.

Menurutnya, pihaknya juga akan membantu dua produk inovasi karya anak bangsa tersebut untuk mencari mitra produksi agar inventor bisa memproduksi lebih besar. Untuk GeNose, pemerintah telah melakukan konsorsium dengan lima perusahaan untuk bisa memproduksi dengan jumlah lebih banyak lagi.

Dengan begitu, nantinya bisa digunakan di tempat dengan traffic atau mobilitas manusianya yang tinggi, seperti stasiun bandara, terminal, kantor, pabrik dan tempat keramaian lain.

Adapun Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengumumkan bahwa GeNose telah mengantongi izin edar dan siap dipasarkan. Dalam rilis yang diunggah ke website resmi UGM pekan lalu, nomor izin edar alat tersebut adalah KEMENKES RI AKD 20401022883.

Ketua Tim Pengembang GeNose Prof Kuwat Triyana mengatakan, izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada Kamis (24/12). “Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak, GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat,” kata Kuwat.

Setelah izin edar diperoleh, tim melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.

Dengan 100 unit batch pertama yang dilepas, Kuwat berharap bisa melakukan 120 tes per alat atau total 12 ribu orang sehari. Angka 120 tes per alat itu berasal dari estimasi bahwa setiap tes memerlukan 3 menit, termasuk pengambilan napas. “Jadi, satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif, alat bekerja selama enam jam,” urainya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Desak MK Tak Hanya Fokus pada Hasil Pemilu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:36 WIB

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB
X