SAMARINDA–Belum genap tiga bulan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda ditempati para anggota legislatif. Namun, keluhan mengenai spesifikasi gedung empat lantai itu sudah disampaikan.
Rembesan air menghiasi beberapa sudut ruangan lantaran adanya kebocoran di atap menjadi alasannya. Selain itu, beberapa toilet disebut tak berfungsi dengan baik. Kondisi gedung baru itu membuat Anhar selaku anggota Komisi III DPRD Samarinda meradang.
"Itu gedung baru, tapi kondisinya seperti tak wajar. Bocor di mana-mana. Hampir semua lantai kloset tidak berfungsi. Kalaupun berfungsi, dari empat kloset itu cuma satu yang baik. Padahal itu belum genap tiga bulan ditempati," ungkap Anhar, (6/1).
Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyebut, gedung baru yang terletak tepat di belakang gedung lama DPRD Samarinda tak sesuai dengan spesifikasi. Bahkan, dia menengarai ada oknum-oknum yang bermain "kotor" terkait pembangunan gedung dewan.
"Banyak sudah bocor, tidak sesuai spesifikasi. Itu dibangun pakai uang rakyat juga lho. Masa biaya pembangunan yang kurang lebih Rp 40 miliar seperti ini. Nanti saya pastikan lagi berapa rincian pastinya. Itu harus diusut," ungkapnya.
Untuk itu, Anhar meminta agar aparat penegak hukum dan pihak terkait ikut turun tangan memeriksa perincian pendanaan dan spesifikasi pembangunan gedung. Selain itu, meminta aparat penegak hukum turun tangan, dia menegaskan akan mengusut sendiri. Bahkan, tak ragu untuk melanjutkan ke ranah hukum jika menemukan adanya oknum yang memainkan uang rakyat.
"Itu modus baru merampok uang rakyat. Jangan sampai terus berlangsung. Saya minta polisi cari kontraktornya dan konsultan perencanaannya. Minta itu resume anggarannya. Nanti saya buat laporan ke polisi. Siapa saja yang terlibat tangkap aja," pungkasnya. (*/dad/dra/k8)