Hujan Deras di Samarinda, Delapan Kecamatan Terendam, Satu Warga Meninggal

- Sabtu, 9 Januari 2021 | 11:31 WIB
Banjir di salah satu sudut Samarinda. RAMA S/KP
Banjir di salah satu sudut Samarinda. RAMA S/KP

SAMARINDA-Sedikitnya 25 kelurahan dari delapan kecamatan di Samarinda terendam banjir. Berawal dari hujan yang mengguyur Kota Tepian sekira 90 menit mulai pukul 15.00 Wita Kamis (7/1). Bencana awal tahun ini turut menelan satu korban jiwa.

Kepala Seksi Operasi Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Balikpapan Octavianto mengatakan, korban meninggal merupakan anak perempuan kelas 1 SMP di Samarinda. Korban meninggal setelah tersengat tiang listrik.

“Kronologis awal, (korban) mau belanja sama ibunya di warung. (Kemudian) terpeleset, (lalu) memegang tiang listrik, tersetrum dan akhirnya meninggal dunia,” kata Octavianto dalam keterangan persnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III Temindung Samarinda Riza Arian Noor mengatakan, masyarakat khususnya di Samarinda harus bersiaga karena puncak hujan pada awal tahun ini. Dia pun mengatakan, hujan yang terjadi kemarin sore itu memang cukup lebat. Khususnya di kawasan Samarinda bagian selatan.

"Karena prediksi BMKG, curah-curah hujan tinggi ini terjadi pada Januari. Khususnya seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan sebagian Tenggarong. Prediksi kita puncak-puncaknya di daerah itu Januari," kata Riza. Pihaknya pun melakukan penakaran saat hujan yang terjadi pada pukul 5 sore. Dari hasil penakaran di tiga tempat, hasilnya berbeda. Curah hujan di pusat kota Samarinda lebih tinggi dibandingkan kawasan pinggiran. Hasil pengukuran dengan alat di Stasiun Meteorologi Temindung, yang berada di Kelurahan Bandara, Sungai Pinang, hasilnya mencapai 73 milimeter, angka ini pun tergolong hujan lebat.

"Sedangkan, pantauan alat otomatis kita di Sambutan, sekitar 49 milimeter. Di Bandara APT Pranoto di Samarinda Utara itu sekitar 12 milimeter," jelasnya. Selain itu, sistem drainase yang tidak mampu menampung aliran air ditengarai membuat air bah lambat mengalir ke beberapa anak sungai.

Di antaranya, Sungai Karang Mumus, Sungai Karang Asam Kecil, dan Sungai Karang Asam Besar. Plt Kepala BPBD Samarinda Wahiduddin menerangkan, genangan air yang terjadi di puluhan titik disebabkan tingginya intensitas air hujan. Di beberapa titik, sambung dia, limpasan air tidak sampai meluber ke badan jalan. "Makanya perlu duduk bersama membahas program kerja untuk bersinergi dengan program RTD (rencana tindak darurat) yang sudah kami buat. Sehingga bisa dihasilkan formula tepat dalam penanganan bencana di Samarinda, termasuk masalah banjir ini," ucapnya.

Dia menambahkan, berkaca dari topologi Samarinda yang hampir sejajar permukaan air Sungai Mahakam, kecil kemungkinan untuk menghilangkan banjir 100 persen. Namun, yang bisa dilakukan dengan melakukan pengaturan untuk memperlancar aliran air pada drainase-drainase agar tinggi genangan dan lama waktunya bisa dikurangi. "Penanganan banjir ini harus melibatkan beberapa OPD teknis termasuk lintas sektoral. Sebab berkaitan dengan perencanaan fisik di berbagai wilayah," ucapnya. (dns/nyc/riz/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X